Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 19 Mei 2021 | 13:29 WIB
Bola api meletus dari Menara Jala dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, Gaza, Palestina, pada (15/5/2021). [Mahmud Hams / AFP]

SuaraJatim.id - Setelah gerilyawan Palestina menggempur wilayah Israel Selatan dengan mortir dan roket, negeri Zionis Yahudi itu kembali menutup perbatasan utama ke Gaza.

Penutupan akses ini dilakukan Israel lantaran serangan gerilyawan menyebabkan kerusakan dan membunuh seorang pekerja pertanian asal Thailand serta melukai 10 warga Israel.

Sebelumnya, Israel telah membuka penyeberangan Kerem Shalom untuk memungkinkan bantuan masuk ke Gaza. Penyeberangan telah dibuka untuk memungkinkan masuknya truk bantuan dari Yordania. Konvoi terpisah juga masuk melalui Mesir.

Namun, seiring kian memanasnya perang antara Israel dan Hamas, kemudian massifnya serangan dari gerilyawan di Gaza, maka akses ke perbatasan kembali ditutup.

Baca Juga: Uni Eropa Buat Seruan Gencatan Senjata di Gaza, Hungaria Tidak Sepakat

Bahkan PBB menyambut baik keputusan tersebut, tetapi juga mendesak Israel untuk membuka penyeberangan utama Erez, sehingga pekerja kemanusiaan, serta pasokan, dapat masuk.

Seorang juru bicara PBB mengatakan penyeberangan Kerem Shalom dengan Israel adalah tautan penting untuk mendapatkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Tetapi seperti dilansir BBC, saat konvoi truk bantuan memasuki Gaza, militan Palestina menembakkan mortir ke daerah tersebut. Dua warga Thailand yang bekerja di sebuah pertanian 14 km (sembilan mil) dari perbatasan meninggal dunia.

Akibatnya Israel menutup kembali penyeberangan itu. "Seorang tentara Israel di dekat Erez terluka ringan," kata militer Israel.

Sementara itu di perlintasan Rafah dengan Mesir, satu-satunya pintu masuk ke Gaza yang tidak dikuasai Israel, konvoi terpisah yang terdiri dari 15 truk pengangkut bahan bakar dan 18 truk bermuatan makanan dan obat-obatan memasuki wilayah tersebut.

Baca Juga: Video Aksi Unjuk Rasa di Bandung: Kirim Tentara Muslim Bebaskan Palestina

Menurut kementerian kesehatannya, setidaknya 212 orang, termasuk hampir 100 wanita dan anak-anak, telah meninggal dunian di Gaza.

"Di Israel 12 orang, termasuk dua anak, telah meninggal dunia," kata layanan medis di Israel.

Pada hari Selasa, Israel mengatakan, setidaknya 150 militan termasuk di antara mereka yang meninggal dunia di Gaza.

Sementara Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai wilayah tersebut tidak memberikan angka korban jiwa bagi para pejuangnya akibat serangan Israel.

Load More