SuaraJatim.id - Empat santri pondik pesantren di Ponorogo Jawa Timur akhirnya dijebloskan ke penjara setelah terlibat pengeroyokan hingga menyebabkan kematian kawannya sendiri.
Kasus ini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Ponorogo. Sebab, korban yang berinisial M masih berumur 15 tahun. Begitupun dengan 3 dari 4 pelaku juga masih berusia 15 tahun.
Sementara satu pelaku merupakan senior korban yang sudah berumur 18 tahun. Keempat pelaku ini terbukti menganiaya M, wantri asal Palembang itu.
"Tiga pelaku masih seumuran korban, sedangakn pelaku satunya merupakan senior korban di ponpes berusia 18 tahun," kata Kanit PPA Satreskrim Polres Ponorogo IPTU Gestik Ayudha Ningrum, Kamis (24/6/2021).
Baca Juga: Innalillahi! Santri Ponpes Ponorogo Ini Tewas Dihajar 4 Temannya di Kelas
Selain para pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti penganiayaan kepada santri M yang berasal dari Palembang. Barang buktinya yakni 10 stel baju, baik baju dari para pelaku dan juga baju korban yang terdapat bekas darahnya.
Baju-baju tersebut yang dipakai oleh para pelaku maupun korban. Atas kejadian penganiayaan yang akhirnya membuat korban meninggal dunia, polisi menjeratnya dengan pasal Pasal 80 ayat (3) juncto Pasal 76 C Undang-undang (UU) Republik Indonesia No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 ayat (2) Ke-3e Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan/ atau Pasal 351 ayat (3) KUHP.
"Para pelaku saat ini mendekam di penjara Polres Ponorogo," katanya, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Jumat (25/06/2021).
Sementara itu, otopsi terhadap korban santri M sudah selesai. Otopsi dilakukan oleh tim dokter forensik rumah sakit (RS) Bhayangkara Kediri. Dalam pemeriksaan luar, ditemukan memar di bagian kepala, lengan, tangan dan wajah.
Sementara untuk pemeriksaan dalam, ada pendarahan di rongga kepala hingga ke bagian otak. Pendarahan itulah yang akhirnya membuat korban mengalami gangguan pernafasan. Gangguan pernafasan itu membuat korban meninggal dunia.
Baca Juga: Warga Satu Kompleks di Ponorogo Mengungsi Takut Tertular Covid-19
"Ada pendarahan di rongga kepala sampai ke otak. Akibatnya terjadi gangguan pernafasan sehingga menyebabkan meninggal," kata Tutik Purwanti, dokter forensik RS Bhayangkara Kediri.
Berita Terkait
-
Belajar dari Kasus di Ponorogo, Kenali Tanda-tanda Keracunan Makanan Sejak Dini
-
Reog Ponorogo Masuk Daftar UNESCO, Lindungi Budaya Indonesia dari Klaim Asing!
-
Siapa KH Hasan Besari? Tokoh Agama Ponorogo Disebut-sebut Leluhur Gus Miftah
-
Bangga! Kebaya Diakui UNESCO Jadi Warisan Dunia dari Indonesia
-
Jadwal Gus Iqdam Oktober 2024: Samarinda, Solo, Tenggalek, Kediri, Ponorogo Hingga Lamongan
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
DPRD Jatim Bongkar Rahasia Genjot Pertumbuhan Ekonomi
-
Massa Aksi Tolak UU TNI Surabaya: Ada Pasal-pasal yang Dapat Menyempitkan Masyarakat Sipil
-
Gubernur Khofifah di PKA II dan III BPSDM Jatim: Perkuat Kapasitas Pemimpin Birokrasi Adaptif
-
Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut di Duduk Sampean Gresik: 7 Orang Meninggal Dunia
-
Heboh Es Krim Beralkohol Dijual di Stan Mall Surabaya