SuaraJatim.id - Pembuat peti mati di Mojokerto saat ini sudah tidak lagi melayani pesanan. Ini dilakukan sebab mereka sudah tidak mampu melayani karena keterbatasan tenaga.
Ini menyusul tingginya pesanan beberapa hari terakhir mengingat tingginya angka kasus kematian akibat Covid-19. Salah satu usaha peti jenazah Jati Mulyo di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini misalnya.
Usaha milik Purwaningtyas (75) ini terpaksa menolak pesanan peti jenazah karena keterbatasan tenaga. Jasa pembuat peti mati tersebut merupakan satu-satunya di Kota Mojokerto sejak dirintis oleh ayahnya, Sudamono sejak 1970 silam.
Semenjak sang ayah meninggal, usaha tersebut dikelola bersama sang kakak hingga saat ini. Purwani mengaku kewalahan menerima pesanan peti jenazah dari berbagai rumah sakit di Mojokerto.
Baca Juga: Jalan Utama Surabaya-Madiun Ditutup Pukul 18.00 Sampai 03.00 WIB, Mau Pergi Pikir Dulu...
"Pesanan peti jenazah mulai meningkat sesudah hari raya sampai sekarang ini. Karena corona ini," ungkapnya, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Kamis (14/7/2021).
Tingginya pesanan pembuatan peti jenazah untuk pasien yang meninggal karena Covid-19 membuat kewalahan. Bahkan, ia terpaksa menolak pesanan peti jenazah dari sejumlah rumah sakit di Mojokerto karena keterbatasan tenaga.
Setiap hari, hanya dua sampai empat peti jenazah yang tidak terpenuhi itu.
"Terbatas tenaganya, tukangnya yang bisa mengerjakan hanya satu orang. Ditambah tempatnya ini kurang luas juga, sehingga tidak bisa untuk membuat banyak. Pesanan ini dari berbagai rumah sakit, baik dari Kabupaten maupun Kota Mojokerto. Luar kota tidak ada," katanya.
Meski permintaan meningkat, nominal harga yang ditawarkan sejak dulu tidak pernah berubah. Untuk harga peti jenazah yang terbuat dari kayu meranti ia hanya membanderolnya Rp1 juta. Dengan harga yang relatif terjangkau itu, justru membuatnya kewalahan memenuhi pesanan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Tukang Kayu Ini Rela Alih Profesi Bikin Peti Mati
"Harganya peti jenazah berukuran standar atas Rp1 juta, kemudian tanggung Rp1,2 juta, peti jenazah besar Rp1,4 juta dan kalau untuk bayi Rp800 ribu. Kalau kayu, kayu meranti dari perusahaan kayu di Puri (salah satu kecamatan di Kabupaten Mojokerto). Puri ambil dari Kalimantan," ujarnya.
Berita Terkait
-
Tragis! Longsor Hutan Cangar Renggut 10 Nyawa, 2 Mobil Tertimbun
-
Ulama Irak Hingga Mesir Bahas Peran Pemerintah di Masa Depan Lewat Pendidikan
-
Duar! Rumah Anggota Polisi di Mojokerto Meledak, Dua Orang Tewas
-
Dituntut 4 Tahun, Terdakwa Penggelapan Rp12 Miliar Lapor Balik Jaksa ke Kejagung
-
Maju Calon Ketua PWI Mojokerto, Andy Yuwono: Semoga Konfercab Berjalan Adil dan Bermartabat
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
Terkini
-
Setelah Gabung dalam BRI UMKM EXPO(RT), Kini Usaha UMKM Unici Songket Silungkang Meroket
-
KBS Jadi Pilihan Destinasi Wisata di Surabaya, Fotografer Keliling Ketiban Rezeki Nomplok
-
Posko Mudik BUMN dari BRI Berikan Layanan Kesehatan dan Ruang Istirahat Saat Arus Balik Lebaran
-
Mensos Gus Ipul Pastikan Pemulihan Pasca Bencana Longsor di Jalur Pacet-Cangar
-
Dari Desa untuk Warga, THR dan Jaminan Sosial Wujud Kepedulian Desa Wunut