SuaraJatim.id - Dampak PPKM darurat beberapa hari lalu dikeluhkan pengelola wisata di kawasan Pacet Mojokerto. Mereka mengaku menyerah akibat penutupan dan mengibarkan bendera putih.
PPKM menyebabkan lokasi wisata ditutup sehingga para pengelola wisata itu mengaku merugi. Seperti disampaikan perwakilan penggerak wisata se-Kabupaten Mojokerto, Wiwit Haryono.
Wiwit menjelaskan, pengibaran bendera putih merupakan bentuk keprihatinan para pengelola atau pelaku usaha pariwisata atas macetnya pendapatan selama hampir satu bulan.
"Jadi, tagar kami adalah mengetuk pintu hati Bupati dan Presiden Jokowi karena kami bagian dari masyarakat Indonesia yang amat sangat terdampak langsung secara ekonomi dari adanya kebijakan penutupan-penutupan usaha kami," katanya, Minggu malam (25/7/2021).
Dikutip dari suarajatimpost.co.id, jejaring media suara.com, Wiwit menjelaskan sejak kemarin (24/7/2021) para penggerak wisata Mojokerto raya telah mengibarkan bendera putih di masing-masing tempat wisata ini bertanda matinya pendapatan.
"Kami yang tergabung dalam penggerak wisata Mojokerto seluruh Kabupaten Mojokerto, ada dari teman-teman Trawas, Jatirejo, Tanjungan, Trowulan, Pacet, dan sekitarnya, kami memulai memberikan secara seremonial bentuk keprihatinan atas matinya pendapatan selama hampir satu bulan ini.
Menurut pemilik wisata air panas Jacuzzi ini, tak hanya pendapatan, modal usaha dan rusaknya barang-barang yang ada di tempat usaha akibat tidak dipergunakan juga dikeluhakan.
"Dampak penutupan ini kita rugi di barang dagangan dan segi pendapatan, sedangkan kewajiban kami seperti membayar pajak tetap," ungkapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya menuntut pemerintah untuk bisa mendukung pelaku usaha pariwisata terus beraktivitas dan memberikan bantuan sosial.
Baca Juga: Mantan Wali Kota Mojokerto Teguh Soedjono Meninggal Dunia
"Masukan kami hanya satu, yaitu, adanya kebijkan untuk membantu teman-teman ini, entah itu bentuknya sembako atau apalah untuk meringankan beban hidup," ujarnya menegaskan.
Ia berharap, tempat wisata segera dibuka karena sumber pendapatan hanya dari pembukaan pariwisata.
"Kami siap kalai seperti kebijkan sebelum PPKM Darurat, dibatasi pengunjungnya dan penerapan proyokol kesehatan yang ketat, itu lebih toleran terhadap kami pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Kami masih bisa makan dan melanjutkan kehidupan," katanya.
Berita Terkait
-
Mantan Wali Kota Mojokerto Teguh Soedjono Meninggal Dunia
-
Wali Kota Ika Puspitasari Beri Hadiah Anak-anak Taat Prokes Pakai Gaji Pribadi
-
Usai Ikut Takziah, Delapan Warga Desa Pacarpeluk Kena Covid-19
-
Rudapaksa Anak hingga Hamil, Dua Warga Mojokerto Terancam Hukum Kebiri
-
Teriak Kesakitan Usai Sayat Leher Sendiri, Pria Mojokerto Selamat Dari Bunuh Diri
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
XL Hadirkan XL Ultra 5G+ di Surabaya dengan Internet Super Cepat
-
BRI Beri Bantuan Rp50 M untuk Percepat Pemulihan Infrastruktur Pascabencana
-
Hebat, Danantara dan BRI Gerakkan Ratusan Relawan serta Salurkan Puluhan Ribu Paket
-
Polres Pasuruan Tutup 3 Perlintasan Kereta Api Jelang Nataru, Akses Mobil Dibatasi!
-
Gubernur Khofifah Resmikan OPOP Training Center ITS Surabaya, Dongkrak Produk Pesantren Jatim