Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 06 Agustus 2021 | 16:26 WIB
Grafik peringkat kasus kematian akibat Covid-19 di Jatim [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Enam kabupaten dan kota di Jawa Timur ( Jatim ) ini angka kematiannya akibat Covid-19 masuk peringkat tertinggi kasus kematian nasional.

Enam daerah itu adalah; Kabupaten Tuban, Situbondo, Jember, Banyuwangi, Jombang dan Kota Surabaya. Data ini berdasar rilis dari Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, pada Juli 2021.

Angka kematian tertinggi di Kabupaten Jombang sebanyak 566 orang. Kemudian Kota Surabaya 489, lalu Kabupaten Jombang 476 orang, Kabupaten Jember 442 orang, Kabupaten Situbondo 422 orang, Kabupaten Tuban 397 orang.

Dari data itu, yang mengejutkan memang Kabupaten Jombang. Dikutip dari data perkembangan covid-19 di halaman web dinas kesehatan kabupaten Jombang, per 5 Agustus 2021, terdapat 9.983 kasus terkonfirmasi positif covid-19.

Baca Juga: DPRD Jatim Minta Polisi Usut Tuntas Temuan Beras Bansos Berkutu

Rinciannya, 7.458 telah sembuh, 1.233 meninggal dunia dan 1.292 masih dalam perawatan baik di rumah sakit, tempat isolasi terpusat maupun yang isolasi mandiri di rumah.

Lonjakan kematian akibat covid-19 terlihat jelas selama Juli 2021. Seperti yang tercatat dalam data rekapitulasi RSUD Jombang. Pada rumah sakit milik Pemkab Jombang ini, kematian akibat terinfeksi covid-19 pada Juli mencapai 120 orang.

"Dari hasil rekapitulasi data Juli saja, kami menangani pasien yang terdampak covid-19 ini hampir 1.000 orang. Dengan jumlah kematian berdasarkan data yang masuk, yang terkonfirmasi positif ada sekitar 120 orang dengan prosentase 12 persen," kata Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran, dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Jumat (06/07/2021).

Ia menjelaskan, tingginya kasus kematian karena Covid-19 di RSUD Jombang akibat sebagian besar pasien datang dalam kondisi kritis. "Pasien datang dengan saturasi oksigen di bawah 80 persen. Bahkan tak sedikit yang saturasinya hanya 40-60 persen saja," ungkapnya.

Hal ini diperparah dengan adanya komorbid yang selama ini diderita pasien. Keterlambatan dibawa ke rumah sakit akibat isoman yang dilakukan masyarakat tanpa pengawasan ideal dari tenaga kesehatan.

Baca Juga: Alissa Wahid Pertanyakan Kevalidan Angka Kematian Pasien Covid 100 Ribu Versi Pemerintah

"Mereka tak tahu, kalau kondisinya sudah kritis. Sehingga saat kondisinya memburuk, baik saturasi maupun komorbidnya baru kemudian dirujuk ke rumah sakit," kata dr. Pudji.

dr Iskandar Zulkarnain, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jombang mengimbau masyarakat yang positif Covid-19 memanfaatkan fasilitas isolasi terpusat (Isoter) atau rumah sehat yang disiapkan pemerintah di masing-masing kecamatan.

"Karena isoman berbahaya dilakukan tanpa pengawasan tenaga medis, dimana rumah sehat atau isoter sudah benar untuk mencegah isoman.Tinggal dilihat pelaksanaannya berjalan baik dan efektif apa tidak," ujarnya menegaskan.

Load More