Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 10 Agustus 2021 | 10:40 WIB
Kota Makkah pada tahun 1850 [Foto: Alarabiya]

SuaraJatim.id - Tahun baru Hijriyah, tepat pada 1 Muharram dalam sejarahnya dikaitkan dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

Namun sebenarnya, ada sejumlah peristiwa penting lain dalam sejarah nabi-nabi yang terjadi pada Bulan Muharram ini, terutama hari Asyura tepat hari ke-10 Muharram. Meskipun, cerita itu terjadi jauh berabad-abad sebelumnya.

Namun Muslim mempercayai, semua peristiwa tersebut merupakan pelajaran yang amat berharga bagi generasi selanjutnya untuk memilih mana yang baik lalu harus diikuti dan mana yang buruk lalu ditinggalkan.

Hari sepuluh Muharram atau hari Asyura misalnya. Bagi ummat Islam tanggal itu merupakan hari bersejarah. Menurut beberapa riwayat disebutkan, banyak peristiwa penting terjadi di hari itu pada masa yang lalu.

Baca Juga: Kirab 4 Pusaka di Malam 1 Suro, Warga Pengkol Lestarikan Akulturasi Jawa dengan Islam

Dikutip dari NUOnline, peristiwa-peristiwa penting itu di antaranya disebutkan sebagai berikut:

(1) Nabi Adam 'alaihissalam bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tobat tersebut diterima oleh-Nya.
(2) Berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan.
(3) Selamatnya Nabi Ibrahim 'alaihissalam dari siksa Namrud, berupa api yang membakar.
(4) Nabi Yusuf 'alaihissalam dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah.
(5) Nabi Yunus 'alaihissalam selamat, keluar dari perut ikan hiu.
(6) Nabi Ayyub 'alaihissalam disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan.
(7) Nabi Musa 'alaihissalam dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Beliau dan umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.

Selain itu, ada banyak lagi peristiwa lain terjadi pada hari sepuluh Muharram tersebut, yang menunjukkan sebagai hari bersejarah penuh kenangan dan pelajaran yang berharga.

Sejumlah riwayat

Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah, Rasulullah juga ikut mengerjakannya.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H, Jokowi Bicara Semangat Hijrah Saat Pandemi

Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga. Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan: "Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987).

Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura.

Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab: "Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Firaun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah". Nabi bersabda : "Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910)

Abu Musa al-Asy’ari mengatakan: "Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912).

Dengan demikian, patut digarisbawahi bahwa hari Asyura merupakan hari bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa.

Load More