SuaraJatim.id - Hampir dua tahun Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Di sisi lain pagebluk ini sudah merenggut banyak korban jiwa di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Untuk mengusir pagebluk agar segera pergi, warga satu desa di Kabupaten Kediri Jawa Timur menggelar upacara adat. Tradisi kuno tersebut mereka sebut dengan istilah Sedekah Bari’an.
Ritual itu dilakukan oleh warga Desa Plemahan di Kecamatan Plemahan bersamaan dengan agenda penyambutan terhadap pergantian tahun baru hijriah atau dalam istilah Jawa satu suro.
"Harapannya untuk meminta keselamatan dari sang Maha Pencipta Gusti Allah agar masyarakat Dusun Pojok khususnya terhindar dari penularan wabah pagebluk seperti yang terjadi saat ini," kata Ki Budi, salah satu sesepuh desa setempat, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Selasa (10/08/2021).
Baca Juga: Usir Pandemi, Warga Desa Plemahan Selenggarakan Tradisi Barian
Dalam upacara ini, puluhan warga di Dusun Pojok tampak berbondong-bondong membawa sedekah tumpeng. Ritual dipimpin oleh para tokoh masyarakat serta seseorang yang dianggap sesepuh desa.
Upacara Tradisi Bari’an sedekah tumpengan kali ini kebetulan juga bersamaan dalam rangka menyongsong datangnya bulan Suro yaitu tahun baru Hijriah bagi umat muslim.
Menurut Ki Budi, tradisi Bari’an sudah berjalan sejak zaman dahulu. Upacara itu dilakukan oleh nenek moyang warga saat manghadapi pagebluk yang tidak kunjung surut. Seperti halnya wabah corona yang sudah banyak merenggut korban jiwa dari seluruh penjuru dunia.
Diakui Ki Budi, sebelum banyak warga setempat yang terpapar covid-19 dengan tangkat kematian yang tinggi. Bahkan, dalam satu hari pernah ada empat orang warga Dusun Pojok yang meninggal dunia akibat terenggut virus corona.
Melalui upacara ini masyarakat berharap seluruh kala atau virus yang menyelimuti Dusun Pojok segera berlalu. Mereka meyakini, apabila ritual yang dilakukan bakal segera menjemput datangnya masa yang bersinar.
Baca Juga: 50 Anak di Kediri Kehilangan Ortu Akibat Covid, Bagaimana Respons Pemerintah?
"Sekarang ini adalah akhir dari windu sengoro atau masa dimana banyak kesengsaraan. Kemudian akan segera menuju ke windu sancoyo. Menjadi windu yang bersinar. Nanti harapan masyarakat supaya kehidupannya semakin bagus dan pagebluk bisa segera berakhir," katanya.
Berita Terkait
-
Usir Pandemi, Warga Desa Plemahan Selenggarakan Tradisi Barian
-
50 Anak di Kediri Kehilangan Ortu Akibat Covid, Bagaimana Respons Pemerintah?
-
Tanpa Babibu, Ayah di Kediri Tega Bacok Anak Tiri Gegara Masalah Sepele Ini
-
PPKM Darurat, 1 Suro Ini Tak Ada Ritual di Petilasan Raja Joyoboyo Kediri
-
Relawan Tracing COVID-19 Meninggal, Wali Kota Kediri: Selamat Jalan Pahlawan
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
Terkini
-
Gubernur Khofifah Apresiasi KTH dan Penyuluh Kehutanan se-Jatim: NTE Tertinggi Nasional
-
Usai Wukuf, Gubernur Khofifah akan Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan
-
Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Kelola Sampah, Jatim Jadi Provinsi dengan Bank Sampah Terbanyak
-
Gubernur Khofifah Ibadah Haji: Tata Kelola Masjidil Haram Tahun Ini Sangat Bagus