Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 10 Agustus 2021 | 18:05 WIB
Pj Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso Anisatul Hamidah [Foto: Timesindonesia]

SuaraJatim.id - Ada ratusan anak di Kabupaten Bondowoso kini bestatus yatim dan yatim piatu setelah orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19.

Berdasar data yang dirilis Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU), ada sekitar 182 anak menjadi yatim dan yatim piatu karena orang tua mereka meninggal akibat terkonfirmasi Covid-19.

Dari jumlah itu, usia anak yang dilaporkan bervariasi, mulai dari tiga tahun hingga 10 tahun. Bahkan ada anak yang belum berusia satu tahun.

Data tersebut telah diserahkan LAZISNU ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Hal ini disampaikan Ketua LAZISNU Kabupaten Bondowoso, Untung Kuzairi.

Untung dalam keterangannya menjelaskan, data tersebut hasil kerja sama dengan MWCNU (Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama) di masing-masing kecamatan.

Baca Juga: Nestapa 182 Anak di Bondowoso Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19

"Data ini berdasarkan laporan teman-teman dari bawah. Data ini sudah by name by address. Tetapi perlu kerja sama dengan pihak terkait agar semua anak bisa terdata," ujarnya, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Selasa (10/08/2021).

Sementara Pj Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso Anisatul Hamidah, mengaku tengah mendata anak-anak yang ditinggal mati orang tua akibat Covid-19. Pihaknya mengaku juga mendapatkan laporan dari organisasi kemasyarakatan.

"Kita sudah inventarisir. Intinya adalah, kita memastikan mereka mendapatkan pendampingan psiko-sosialnya," katanya menegaskan.

Pihaknya juga tengah melakukan pemantauan terkait kegiatan di rumah dan nasib pendidikan mereka semenjak ditinggalkan orang tuanya.

"Data itu terus kita indentifikasi," katanya saat dikonfirmasi usai kegiatan vaksinasi di Polres Bondowoso, Selasa (10/8/2021).

Baca Juga: 50 Anak di Kediri Kehilangan Ortu Akibat Covid, Bagaimana Respons Pemerintah?

Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan lintas sektor. Yakni DPPKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana), BPBD, Dispenduk dan Dinas Kesehatan.

"Jadi kita bisa memantau dari KK (Kartu Keluarga) mereka. Jadi dari data yang meninggal karena Covid-19 bisa ketemu anak yatimnya berapa," paparnya.

Menurutnya, pendataan itu terus berjalan. Sementara berdasarkan KK ada 198 anak-anak. Namun pihaknya masih akan koordinasikan dengan DPPKB.

"Kita akan pilah. Mereka yang butuh pendampingan dan advokasi itu yang mana," jelas Kadis yang akrab dipanggil Anis tersebut.

Menurutnya, bagi anak yang tidak mempunyai pengasuh baik dari pihak saudara atau anggota keluarga yang lain maka akan diadvokasi agar mau masuk di panti. Nanti, pemkab memastikan semua akan dibiayai sampai mereka mendapatkan hak sebagai anak dan mendapatkan hak wajib belajar.

Menurutnya, warga bisa melaporkan ke Dinsos jika terdapat anak yatim, piatu atau yatim piatu karena orang tua mereka meninggal akibat terkonfirmasi Covid-19.

"Biar mendapatkan advokasi. Baik dari Tagana, TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan), dan tim yang ada di kami," katanya.

Load More