SuaraJatim.id - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sejak dulu Afghanistan merupakan salah satu negara yang penuh dengan konflik.
Tak heran sejumlah bentuk negara pernah berkuasa dan diadopsi untuk menjalankan pemerintahan di sana, mulai dari model pemerintahan kerajaan, sekuler, hingga saat ini Taliban.
"Afghanistan itu negara yang penuh konflik sejarahnya, selama 50 tahun ada 16 kepala negara, ganti-ganti. Dari mulai kerajaan, sekuler, komunis, mujahidin, Taliban, dan pro Amerika. Sekarang kembali ke Taliban," tutur Jusuf Kalla dalam saluran YouTube Najwa Shihab, dikutip dari hops.id, jejaring media suara.com, Kamis (26/08/2021).
Walaupun dipenuhi dengan konflik, kata JK, Afghanistan tampil sebagai negara yang hebat lantaran kerap mengalahkan negara-negara besar. Oleh sebab itu Ia meminta tidak meremehkan kelompok Taliban tersebut.
Baca Juga: Wih! China dan Rusia Sepakat Bantu Afghanistan di Masa Sulit
"Tapi yang hebat dari negeri itu adalah mengalahkan semua negara besar, mengalahkan Inggris, Uni Soviet, dan mengalahkan Amerika. Jadi jangan melihat Taliban itu kecil, negara besar pun berhasil dikalahkannya," ujar Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menuturkan, sebagai orang yang pernah berbincang langsung dengan Pemimpin Taliban, dia melihat bahwa Taliban tak ada keinginan untuk memperluas daerah kekuasaan. Hal itu tentu sangat berbeda dengan ISIS dan Al-Qaeda.
"Tapi Taliban itu lebih ke internal sebenarnya. Dia lebih banyak bicara tentang kekuasaan di negerinya, berbeda dengan ISIS atau Al Qaeda, yang ingin dunia," ujar Jusuf Kalla.
"Selama perbincangan dengan mereka (Taliban), beberapa kali saya undang, itu bicara internal saja, tidak ada isu ingin memperluas (kekuasaan). Karena memerintah itu tidak gampang di sana," katanya menegaskan.
JK juga berpesan agar semua pihak tidak mengkhawatirkan kemenangan Taliban di Afghanistan, karena hal tersebut tidak akan berpengaruh pada Indonesia.
Baca Juga: Mantan Ajudan Wapres Jusuf Kalla Jadi Kapolda Sumbar
"Jadi setelah dia (Taliban) menang, mereka menang pun bukan karena kekuatan senjata, tapi karena Amerika capek (sudah berkuasa) 20 tahun," kata JK menegaskan.
"Amerika sebenarnya mencari permit exit-nya, sehingga dibikin perjanjian. Karena itu Amerika selalu mengatakan ini beda dengan Vietnam, karena di Vietnam orang lari terbirit-birit, di sini kan tidak. Dia keluar dengan perjanjian," ujarnya menegaskan.
Berita Terkait
-
5 Potret Pertunangan Rasyid Rajasa dan Tamara Kalla, Mewah dan Elegan!
-
Kalla Bangun Rumah Sakit Sinar Kasih Gereja Kristen Tentena Senilai Rp47 M
-
Sosok Tamara Kalla, Calon Istri Rasyid Rajasa yang Datang dari Keluarga Terpandang
-
Siapa Sangka, Calon Istri Rasyid Rajasa Ternyata Keponakan Orang Besar!
-
Jusuf Kalla Kritik Keras Kurikulum Merdeka Belajar: Ndak Cocok Secara Nasional!
Tag
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Data Ekonomi China Dorong Rupiah Berotot di Perdagangan Senin Pagi
-
Harga Emas Antam Mulai Naik Lagi, Hari Ini Tembus Rp1.476.000/Gram
-
Marselino Ferdinan Dituduh Biang Kerok Eliano Reijnders Dicoret STY: Kalah Sama Camat...
-
Perbandingan Giovanni Van Bronckhorst vs Shin Tae-yong, Adu Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
Terkini
-
Ngeri! Detik-detik Carok di Sampang Viral di Media Sosial, Polisi Turun Tangan
-
Survei Pilbup Kediri 2024: Petahana Jauh Tinggalkan Penantang
-
Pembunuhan Wanita di Ngaglik Surabaya, Korban Alami Luka di Kepala
-
Risma Ungkap Fakta Banyak Warga Dolly yang Tak Lanjut Sekolah
-
Pemkot Surabaya Turun Tangan Dampingi Siswa SMAK Gloria yang Dipaksa Ivan Sugianto Menggonggong