SuaraJatim.id - Korea Utara terus mengembangkan teknologi rudal jarak jauhnya. Terbaru, negara komunis itu menguji coba rudal jelajah jarak jauhnya.
Uji coba ini juga sukses dilakukan pada akhir pekan kemarin. Hal ini disampaikan media Korea Utara, KCNA. Uji coba ini dilakukan di tengah kebuntuan yang berlarut-larut dengan Amerika Serikat mengenai denuklirisasi.
Seperti disampaikan KCNA, rudal-rudal itu terbang 1.500 kilometer sebelum mengenai sasarannya dan jatuh ke perairan wilayah negara itu, selama tes yang diadakan pada Sabtu (11/9) dan Minggu (12/9).
Pengembangan rudal-rudal itu memberikan "arti strategis untuk memiliki sarana pencegahan lain yang efektif untuk menjamin keamanan negara kami dan secara kuat menahan manuver militer pasukan musuh," kata KCNA.
Baca Juga: Bikin Panas Tetangga, Korea Utara Uji Rudal Jarak Jauh
Korea Utara yang tertutup telah lama, menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan menjalankan "kebijakan bermusuhan" terhadap Pyongyang.
Pembicaraan yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal balistik Korea Utara dengan imbalan keringanan sanksi AS telah terhenti sejak 2019.
Respons Amerika
Komando militer Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik (INDOPACOM) mengatakan uji coba rudal baru Korea Utara akhir pekan lalu menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya.
Dalam sebuah pernyataan, INDOPACOM mengatakan pihaknya mengetahui laporan uji coba rudal tersebut dan berkoordinasi dengan para sekutu dan mitranya.
Baca Juga: Kim Jong Un Pamer Tampilan Terbaru di Ajang Parade Korea Utara
"Kegiatan ini menyoroti fokus (Korut) yang terus mengembangkan program militernya dan ancaman yang ditimbulkan terhadap tetangganya dan masyarakat internasional," kata pernyataan tersebut.
Jeffrey Lewis, seorang peneliti rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies, mengatakan rudal jelajah serangan darat jarak menengah tidak kurang ancamannya daripada rudal balistik dan menjadi kemampuan yang cukup serius bagi Korut.
"Ini adalah sistem lain yang dirancang untuk terbang di bawah radar pertahanan rudal atau di sekitarnya," kata Lewis di Twitter.
Rudal jelajah dan rudal balistik jarak pendek yang dapat dipersenjatai dengan bom konvensional atau nuklir sangat mengganggu kestabilan jika terjadi konflik karena tidak jelas jenis hulu ledak yang mereka bawa. ANTARA
Berita Terkait
-
Tentara Korea Utara Menyamar jadi Warga Lokal di Wilayah Perbatasan Rusia-Ukraina
-
Pejabat Korea Selatan Tuding Rusia Pasok Rudal ke Korea Utara sebagai Imbalan Pengiriman Pasukan ke Ukraina
-
Taki Ada Timnas Indonesia, Ini 3 Negara yang Belum Menang di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia
-
Kim Jong Un Dapat Hadiah Hewan dari Putin, Rusia-Korut Pererat Kerja Sama
-
Harapan Hidup Indonesia Vs Singapura: Beda 13 Tahun, Apa Penyebabnya?
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Geger! Diduga Paslon Pilwali Kota Blitar Diduga Bagi-bagi Uang dan Sembako
-
Ambles, Rumah di Ponorogo Terperosok dalam Lubang 5 Meter
-
Fraksi di DPRD Jatim Minta Pemprov Bagi Adil Sekolah Negeri dan Swasta
-
Posisi Terbaru Persebaya di Klasemen Usai Kalahkan Persija: Kembali Rasakan Puncak
-
Jauh Terpencil, Kampung di Banyuwangi Ini Sempat Bertahun-tahun Kesulitan Listrik