SuaraJatim.id - Jatung berdebar itu sesuatu yang normal ketika cemas atau usai melakukan aktivitas fisik. Debaran jantung tersebut merupakan respon tubuh.
Meskipun begitu, ada juga jantung berdebar yang harus diwaspadai. Misalnya berdebar secara tiba-tiba diikuti gejala lainnya, misalnya pusing, pingsang.
Bila kondisi itu yang terjadi, segeralah hubungi dokter. Sebab kondisi tersebut bisa merupakan pertanda masalah yang tak semata pada jantung.
Seperti disampaikan Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Mochamad Renaldi. Ia mengatakan, berdebar atau palpitasi tak hanya dicirikan dengan kondisi denyut jantung di atas 60-100 kali per menit, melainkan juga sensasi terasanya denyut jantung pada dinding dada dan daerah sekitarnya.
Baca Juga: Daripada Tingkatkan Massa Otot, Pangkas Lemak Lebih Baik bagi Kesehatan Jantung
"Orang normalnya saat beraktivitas seperti menonton televisi tidak merasakan jantung berdenyut. Tapi ada beberapa kondisi denyutannya terasa sekali, kadang terasa cepat, tidak teratur, jantung seperti melompat-melompat," katanya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (23/09/2021).
Keluhan yang dialami dapat mencakup denyut jantung tiba-tiba lenyap dan sekedar rasa tidak nyaman. Durasi berdebar pun beragam mulai dari beberapa menit, berjam-jam hingga semalaman sehingga menyebabkan pasien tidak bisa tidur.
Menurut Renaldi, sekitar 16 persen atau seperlima pasien datang ke dokter mengeluhkan palpitasi ini dan tak semata dialami mereka dengan usia lebih tua. Dia pernah menemukan pasien anak usia sekolah mengalami keluhan berdebar.
Rekan sejawat sekaligus almamater Renaldi di Universitas Padjadjaran, dr. Christiani Muljono, SpJP, FIHA menuturkan, seseorang umumnya merasa berdebar sebagai kondisi yang cukup menakutkan dan mengancam jiwa karena berhubungan dengan jantung sehingga segera mencari pertolongan dokter.
Tidak melulu gangguan jantung
Baca Juga: Wisata Bali: Jejak Sejarah Kota Negara di Puri Agung Negara
Walau debaran terasa di dada, tetapi tak sampai 50 persen penyebabnya karena penyakit jantung. Dari 10 orang yang datang ke dokter jantung dengan keluhan ini, hanya 4 orang yang ternyata terbukti mengalami masalah jantung setelah pemeriksaan dilakukan.
Khusus terkait jantung, penyebab tersering yakni aritmia atau kelainan irama jantung akibat adanya masalah pada kelistrikan jantung. Pasien dengan aritmia umumnya merasa jantung terkadang berhenti berdenyut, lalu denyutan muncul Kembali tetapi terlalu cepat atau bahkan terlalu lambat. Aritmia yang tak mendapatkan penanganan tepat bisa menyebabkan henti jantung.
Penyebab berdebar juga bisa akibat masalah misalnya pada otot, katup jantung, penyakit jantung koroner dan kekurangan darah.
Sementara itu, sekitar 50 persen berdebar bukan karena masalah jantung. Christiani dan Renaldi sepakat pencetusnya masalah psikosomatis atau psikis yang mempengaruhi tubuh seperti serangan panik. Masalah ini umum ditemukan pada orang dewasa usia produktif, terutama di masa pandemi COVID-19 saat ini.
"Hampir 30 persen orang dengan keluhan berdebar ternyata tidak ada masalah jantung, ternyata psikosomatis," tutur Renaldi yang juga diamini Christiani.
Di sisi lain, konsumsi zat tertentu misalnya kafein, obat-obatan yang mengandung stimulan seperti, obat flu (memiliki suatu zat yang menstimulasi sistem saraf simpatik memicu denyut jantung cepat), rokok, konsumsi berlebihan minuman berenergi dapat menjadi pemicu berdebar.
Penyakit di luar jantung yang sistemik seperti gangguan hormon tiroid, diabetes, anemia, tumor keganasan atau kanker pun diketahui menjadi pemicu palpitasi. Pada beberapa kondisi, pasien berdebar justru tak menyadari penyakit sistemik yang dia alami.
"Ketika kelenjar gondok berlebihan menghasilkan hormon tiroid. Kadang tidak jelas misalnya karena postur tubuhnya memang kurus, susah naik berat badan, sering keringatan, enggak sadar ada masalah hormon," kata Renaldi. ANTARA
Berita Terkait
-
Bahaya Penyakit Jantung Bawaan dari Lahir, Ini Tanda-tandanya
-
Indonesia Berhasil Operasi Jantung dengan Robot untuk Pertama Kalinya, Pasien Sembuh Lebih Cepat
-
Daging Nabati: Kunci Jantung Sehat dan Berat Badan Ideal? Ini Faktanya
-
Obat Diabetes Tipe 2 Turunkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke? Ini Faktanya
-
Minum Susu Berlebihan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Bagi Wanita? Ini Hasil Penelitian Terbaru
Tag
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Survei Pilgub Jatim Versi Poltracking: Makin Mengerucut Jelang Detik-detik Akhir
-
Cawagub Risma akan Normalisasi Sungai Kali Porong untuk Sumber Air: Kalau Beli Mahal
-
Terkuak Pemicu Pembacokan Sampang, Polda Jatim Beberkan Motif Sebenarnya
-
Dok! APBD Jatim 2025 Disahkan, Intip Rinciannya
-
Pengamat: Ketokohan Khofifah-Emil Ternyata Jadi Magnet Pemilih Mataraman