Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 05 Oktober 2021 | 12:30 WIB
Ilustrasi Pasukan TNI melakukan aksi demonstrasi keterampilan prajurit saat Upacara Perayaan HUT TNI [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJatim.id - Tentara Nasional Indonesia (TNI) genap berusia 76 tahun. Di usianya itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak terjerumus dalam berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Haedar Nasir berharap TNI mampu semakin mengokohkan jiwa kejuangan untuk sepenuhnya membela kepentingan bangsa dan negara saat TNI bersama rakyat dapat tetap menjaga jati diri, keberadaan, keutuhan, dan persatuan Indonesia.

"TNI jangan terbawa arus berbagai pertentangan kepentingan dan segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan," kata Haedar Nashir dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.

TNI, kata Haedar, lahir dalam derap sejarah perjuangan bersama rakyat melawan penjajah dan menjaga Indonesia pascamerdeka.

Baca Juga: Kapolri Kasih Kado Kejutan di HUT ke-76 TNI, Panglima Hadi Tjahjanto Terharu

Karena itu, ia mengingatkan posisi dan peran kesejarahan itu menjadikan TNI memiliki tempat khusus dalam kehidupan bangsa dan negara dengan rerorientasi baru pascareformasi.

"Sehingga memperoleh 'positioning' yang lebih tepat sebagai kekuatan nasional milik seluruh rakyat dan Negara Republik Indonesia," kata dia.

Haedar berharap segenap anggota TNI tegak lurus berdiri di atas dasar negara Pancasila, menjunjung tinggi nilai luhur agama, berkebudayaan bangsa, dan tidak terpengaruh ideologi apa pun yang menggerogoti jiwa keindonesiaan.

Menurut dia, TNI perlu meneguhkan komitmennya dalam menjaga keamanan dan kedaulatan Indonesia dari berbagai ancaman dari dalam dan luar secara tangguh dan seksama sejalan perintah konstitusi.

"Bersama dengan segenap institusi kenegaraan lainnya dan seluruh komponen bangsa, TNI niscaya aktif menciptakan persatuan Indonesia agar tetap kokoh dan tidak tererosi oleh benih-benih perpecahan yang dapat meruntuhkan keberadaan dan masa depan Indonesia," ujar Haedar.

Baca Juga: Pamer Alutsista TNI yang Baru Dibeli, Jokowi: Ini Bentuk Transparansi ke Publik

Muhammadiyah sebagai kekuatan nasional yang hadir sejak perjuangan kemerdekaan sampai Indonesia merdeka serta melahirkan kadernya Soedirman sebagai Bapak TNI, kata dia, senantiasa bekerja sama dengan TNI dan komponen nasional lainnya.

Bersama TNI, Muhammadiyah berkomitmen bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana dicita-citakan para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Dirgahayu TNI. TNI itu milik seluruh rakyat dan niscaya hadir bersama Indonesia," kata Haedar. ANTARA

Load More