Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 24 Oktober 2021 | 14:19 WIB
Presiden Turki Rajep Tayyip Erdogan [Foto: Antara]

SuaraJatim.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan akan mengusir 10 duta besar negara-negara barat yang berada di negarannya (persona non grata).

Bahkan, 7 dari 10 diantaranya merupakan duta besar perwakilan negara-negara sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ini disebut-sebut sebagai diplomatik paling parah selama 19 tahun negara Turki.

Ancaman itu dilakukan oleh Erdogan setelah dubes negara-negara itu mendesak pembebasan tokoh filantropis Osman Kavala.

"Saya sudah memberikan perintah yang diperlukan kepada menteri luar negeri dan mengatakan yang harus dilakukan adalah: Kesepuluh duta besar ini semuanya harus dinyatakan persona non grata. Anda akan segera menyelesaikannya," kata Erdogan saat berpidato, Sabtu (23/10/2021).

Baca Juga: Bikin Marah Erdogan, Turki Akan Usir 10 Dubes Negara Barat

Kavala telah empat tahun ditahan di penjara. Ia didakwa mendanai serangkaian protes di seluruh negeri Turki pada 2013, juga dianggap terlibat dalam percobaan kudeta pada 2016.

Kavala membantah dakwaan-dakwaan tersebut dan Ia tetap ditahan selama persidangan terhadapnya bergulir.

Dalam pernyataan bersama tertanggal 18 Oktober, para duta besar Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat mengeluarkan desakan agar kasus Kavala segera diselesaikan secara adil dan agar sang tokoh dermawan segera dibebaskan.

Duta-duta besar tersebut kemudian dipanggil oleh Kemlu Turki, yang menyebut pernyataan bersama itu sebagai tindakan tidak bertanggung jawab.

"Mereka akan tahu dan mengerti Turki. Begitu mereka tidak tahu dan tidak mengerti Turki, mereka harus pergi," katanya di depan massa di kota bagian barat laut, Eskisehir.

Baca Juga: Presiden Turki Usir 10 Duta Besar Negara Barat Ini, Termasuk Amerika Serikat

Pernyataannya itu disambut dengan sorakan orang-orang. Kedutaan AS, Jerman, dan Prancis maupun Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa Ia berencana bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada KTT G20 di Roma pekan depan.

Kemlu Norwegia, sementara itu, mengatakan bahwa kedutaannya di Ankara belum menerima pemberitahuan dari pihak berwenang Turki soal pengusiran.

"Duta besar kami belum melakukan sesuatu yang bisa dikenai pengusiran," kata kepala komunikasi Kemlu Norwegia, Trude Maaseide, kepada Reuters melalui surel.

Kavala tahun lalu dibebaskan dari dakwaan terlibat dalam rangkaian aksi protes pada 2014. Namun, putusan itu dibatalkan tahun ini. Dakwaan terhadapnya kemudian bahkan ditambah dengan kasus terkait percobaan kudeta. ANTARA

Load More