Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 28 Oktober 2021 | 18:07 WIB
Ilustrasi hacker (Foto: twitter.com/RakyatdotNews)

SuaraJatim.id - Industri keuangan ternyata menjadi target serangan siber selama Pandemi Covid-19. Hal ini diungkapkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Namun yang mencengangkan adalah tujuan dari peretasan tersebut. Para hacker melakukan serangan disebabkan oleh ketertarikan mereka membobol sistem.

Hal ini seperti dijelaskan Fungsional Sandiman Muda di Direktorat Keamanan Siber dan Sandi sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata BSSN Mawidyanto Agustian.

Berdasarkan data dari Cybernews, pencarian dengan kata kunci hacking course (kursus peretasan) dan etchical hacking course (kursus etika peretasan) mencapai titik pencarian tertinggi sepanjang sejarah.

Baca Juga: Picolaser, Teknologi Kecantikan Canggih Atasi Berbagai Permasalahan Kulit

Selain itu, terjadi peningkatan kunjungan situs maupun forum peretas sebesar 66 persen pada Maret 2020, kata Mawidyanto webinar, Kamis.

Menurut IBM Security X-Force (2021), serangan siber pada top 10 industri di tahun 2020 terjadi di sektor keuangan sebesar 23 persen.

Manufaktur berada di peringkat kedua dengan 17,7 persen dan sektor energi pada urutan ketiga 10,2 persen.

"Pandemi ini banyak serangan siber dan jenisnya pun cukup signifikan ada yang dari data saja dan benar-benar mencuri servernya. Polanya pun variatif, akses yang berpusat di kantor, sekarang mengakses jaringan kantor tanpa proteksi tertentu. Itu menjadi celah untuk membuka pintu serangan siber," katanya.

Dari banyaknya serangan siber pada industri keuangan, 28 persennya merupakan server access dan 10 persennya berupa ransomware.

Baca Juga: 3 Cara Pelaku Kejahatan Siber Jebak Korban, Wajib Tahu Agar Terhindar!

Mawidyanto juga menjelaskan beberapa jenis tren serangan siber yang terjadi di sektor keuangan seperti DDOS atau serangan yang dilakukan untuk melumpuhkan sistem layanan mengingat kebutuhan layanan daring meningkat pesat di masa pandemi.

Load More