SuaraJatim.id - Terjadi kericuhan pada acara pembagian sembako bagi warga disabilitas di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (30/10/2021). Polisi turun tangan meredam ricuh kegiatan sosial yang digelar Forum Komunikasi Difabel Indonesia (Forkodi) Kota Surabaya tersebut.
Kericuhan terjadi di Rumah Makan Taman Sari Jl Kaca Piring 11, Surabaya. Kebetulan kegiatan itu turut dihadiri Kapolrestabes Surabaya Kombes Achmad Yusep Gunawan. Cekcok terjadi sebelum acara dimulai.
Diwartakan Beritajatim.com jaringan Suara.com, kericuhan berawal dari sejumlah kelompok dari beberapa perkumpulan difabel Surabaya menanyakan kenapa nama mereka tercantum di proposal permintaan bantuan, tetapi mereka tidak diundang.
Tak terima dengan tuduhan itu, pihak panitia dari Forkodi lantas mengacungkan jari dan menunjuk – nunjuk masa yang datang.
Baca Juga: Griya Werdha di Surabaya Tak Mampu Menampung Jumlah Lansia yang Terus Meningkat
“Gausah tunjuk – tunjuk sampean, Kami ini Disabilitas bukan pengemis, jangan dijadikan alat. Teman – teman wartawan catat, Disabilitas bukan Pengemis,” ujar satu massa yang menggeruduk lokasi pembagian sembako.
Pertengkaran pun tak terhindarkan, bahkan salah satu difabel yang hadir sempat terjatuh karena tanpa sengaja didorong.
Dikonfirmasi media, Abdus Sakur salah satu anggota Perkumpulan Difabel Surabaya menduga nama anggota dia dijual oleh panitia, untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Selain diduga menjual nama anggota, pihaknya juga keberatan ketika nomor rekening yang tercantum dalam proposal merupakan nama pribadi dan bukan nama instansi.
“Data fiktif semua disini itu, nama 85 orang disini itu dicatut tanpa konfirmasi terlebih dahulu untuk menerima bantuan, selain itu nomor rekening yang tercantum kenapa nomor rekening EO. Nama pribadi lo itu harusnya kan nomor rekening organisasi” kata dia dengan nada tinggi.
Bahkan, beberapa anggota Perkumpulan Difabel Surabaya ada yang telah meninggal dunia namun masih tercatat sebagai penerima bantuan.
Baca Juga: Kisah Disabilitas Intelektual Meretas Kemandirian
Selain itu, ada anggotanya yang terkena polio tetapi dalam catatan kebutuhan, ditulis panitia membutuhkan kaki palsu.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Ajisaka, The King and The Flower of Life: Animasi Lokal yang Layak Tayang Global
-
BKPM Dorong Sentra Vokasi Terbesar di Indonesia Buka Akses Kerja Disabilitas
-
Persebaya Surabaya Berada di Jalur Perebutan Juara, Ini Kata Flavio Silva
-
Terlibat Suap Vonis Bebas Ronald Tannur, Hakim Mangapul Dituntut 9 Tahun Penjara
-
Suka dengan Jumbo? Intip 5 Film Animasi dari Indonesia yang Gak Kalah Seru!
Terpopuler
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- 1 Detik Resmi Jadi WNI, Pascal Struijk Langsung Cetak Sejarah untuk Timnas Indonesia di Liga Inggris
- Mobil Bekas Toyota di Bawah Rp100 Juta: Pilihan Terbaik untuk Kantong Hemat
- Sudahlah Lupakan Elkan Baggott, Pemain Berdarah Jakarta Ini Lebih Niat Bela Timnas Indonesia
Pilihan
-
5 Sabun Cuci Muka untuk Kulit Kering, Recommended Teregistrasi BPOM
-
Indonesia Getol Negosiasi Bareng AS, Hubungan dengan China Terancam?
-
Bocoran Eksklusif dari Belanda: Simon Tahamata Jadi Dirtek Timnas Indonesia?
-
BREAKING NEWS! Ciro Alves Tinggalkan Persib Bandung, Tulis Pesan Menyentuh Ini
-
Ong Kim Swee Sudah Hubungi Saddil Ramdani, Persib Ditikung Persis Solo?
Terkini
-
Stafsus Yovie Widianto Dorong Kemajuan Ekraf di Jawa Timur
-
UMKM Naik Kelas, BRI Salurkan KUR untuk Ekonomi Kerakyatan Dengan Nilai Mencapai Rp42,23 T
-
Gubernur Khofifah Komitmen Kawal Program Pemerintah Pusat: Jatim Provinsi Pertama Gelar Retreat
-
Daftar Smartwatch Harga di Bawah Rp 500 Ribuan, Punya Fitur Tak Kalah Menarik
-
Liburan ke Taiwan Jadi Tren Masyarakat Indonesia