SuaraJatim.id - Surat Al Hujurat ayat 12. Ayat yang masuk golongan Madaniyah atau turun di Madinah ini menerangkan tentang prasangka baik dan adab persaudaraan.
Al Hujurat mempunyai arti kamar-kamar, kata ini diambil dari ayat ke empat Surat Al Hujurat. Kamar-kamar yang dimaksud yakni kamar tempat kediaman Nabi Muhammad SAW bersama istri-istrinya.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan ayat ini turun berkaitan dengan Salmam Al Farisi yang setelah makan, gemar tidur dan mendengkur. Saat itu ia mempergunjingkan perbuatannya.
Sehingga turunlah ayat ini yang berisi larangan mengumpat dan meceritakan aib orang lain.
Berikut bacaan Surat Al Hujurat ayat 12:
"Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu katsiirom minadh dhonni inna ba’dlodh dhonni itsm. Walaa tajassasuu walaa yaghtab badlukum ba’dloo. Ayuhibbu ahadukum ay ya’kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu wattaqullooha innallooha tawwaabur rohiim".
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang".
Ada sejumlah intisari yang bisa dipetik dari Surat Al Hujurat ayat 12, yakni:
1. Menjauhi Prasangka Buruk
Baca Juga: LENGKAP Isi 47 Pasal Piagam Madinah dan 13 Kelompok yang Menyetujui
Allah SWT memerintahkan orang yang beriman agar menjauhi prasangka buruk. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan jika Allah melarang hambanya yang beriman dari banyaknya berprasangka buruk.
Yaitu mencurigai orang lain atau sesamanya dengan tuduhan buruk yang tidak berdasar. Sebab sebagian dugaan tersebut murni perbuatan dosa, maka mereka diperintahkan Allah untuk menjauhinya.
2. Jangan Memata-matai dan Mencari-cari Keburukan
Dalam ayat ini terdapat kata tajassasuu yang berasal dari kata jassa, yang mempunyai makna mencari tahu dengan sembunyi-sembunyi. Al Auza'i mengatakan bahwa tajassus adalah mencari-cari kesalahan orang lain. Sedangkan tahassis yakni mencari-cari berita suatu kaum, sementara itu yang bersangkutan tidak mau beritanya terdengar atau disadap.
Dalam Tafsir fi Zilalil Quran, Sayyid Qutb menerangkan, kadang-kadang merupakan kegiatan yang mengiringi dugaan. Selain itu kadang-kadang sebagai kegiatan awal untuk menyikapi aib dan mengetahui keburukan. Al Quran melarang perbuatan hina dari segi akhlak guna membersihkan hati dari kecenderungan yang buruk, yakni mengungkap aib dan keburukan orang lain.
3. Larangan Ghibah
Dalam ayat itu terdapat kata "yagghtab" termabil dari kata ghiibah yang berasal dari kata ghaib, yakni bermakna tidak hadir. Sehingga ghibah adalah perbuatan membicarakan sesuatu tentang orang lain yang tidak hadir. Jika yang dibicarakan itu hadir atau mengetahuinya, ia tidak suka.
Perbuatan ghibah digambarkan seperti makan bangkai saudaranya. Sementara itu, kata fakarihtumuuh dalam ayat ini menggunakan fi'il madhi (kata kerja lampau). Sehingga menunjukkan bahwa perasaan jijik itu merupakan sesuatu yang pasti dirasakan oleh semua orang. Di masa Rasulullah, terkadang bau busuk ghibah benar-benar tercium.
4. Bertaqwa kepada Allah
Dalam kalimat terakhir di ayat itu Allah kembali mengingatkan kepada orang mukmin agar mereka bertakwa kepada Allah. Dengan takwa, sesorang bisa terjaga dari buruk sangka, mencari keburukan orang lain dan ghibah.
Sementara itu, berikut kandungan Surat Al Hujurat ayat 12:
- Allah memerintahkan orang beriman untuk menjauhi prasangka buruk
- Allah melarang memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain
- Allah melarang ghibah
- Buruk sangka, memata-matai, mencari-cari keburukan orang lain dan ghibah merupakan perbuatan haram dan menjadi perusak persatuan dan persaudaraan
- Allah memerintahkan orang beriman untuk bertakwa
- Allah senantiasa membukakan pintu taubat dan kasih sayang kepada hambya.
Demikian penjelasan mengenai Surat Al Hujurat ayat 12. Semoga bisa menambah pengetahuan, bisa memgambil hikmah, serta mengamalkan dari setiap firman Allah.
Kontributor : Muhammad Aris Munandar
Berita Terkait
-
Baru Saja Terjadi, Kebakaran Landa Gedung Penginapan Jemaah di Asrama Haji Medan
-
Kemenag Jaga Kenyamanan Jemaah Haji Gelombang Kedua di Madinah: Apa Saja Upayanya?
-
Melihat Kemegahan Masjid Nabawi yang Ada di Madinah
-
Salat Jumat di Madinah, Alasan Ivan Gunawan Datang Lebih Awal ke Masjid Nabawi Bikin Haru
-
Intip Potret Kamar Hotel Hilton Madinah Tempat Ivan Gunawan Menginap, Fasilitas Super Mewah
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
DPRD Jatim Godok Revisi Kode Etik, Sesuaikan dengan Perkembangan Zaman
-
DPRD Jatim Desak Pemerataan Anggaran BPOPP: Sekolah Swasta Juga Mitra Negara
-
Gubernur Khofifah Optimistis FESYAR 2025 Mampu Akselerasi Ekonomi Syariah di Jawa Timur
-
Program BRI Pengusaha Muda BRILiaN Bantu UMKM Healthcare Kembangkan Bisnis Lebih Cepat
-
Dapatkan Cuan Besar! SR023T3 & SR023T5 Tawarkan Kupon 5,95% dan Cashback Menarik