SuaraJatim.id - Sejumlah negara di Asia dan Eropa mulai melakukan pembatasan setelah kabar varian baru yang kemungkinan resiten dengan vaksin ditemukan di Afrika Selatan (Afsel).
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menilai varian itu memiliki paku protein yang sangat berbeda dengan varian asli yang menjadi dasar pembuatan vaksin.
Sampai sekarang, para ilmuwan masih mempelajari varian yang pertama kali ditemukan awal pekan ini. Namun kabar soal itu sudah mengguncang pasar keuangan.
Saham-saham di Asia mengalami tekanan terbesar dalam tiga bulan dan harga minyak jatuh lebih dari 3 persen. "Varian yang disebut B.1.1.529 itu juga ditemukan di Botswana dan Hong Kong," kata UKHSA.
Inggris telah melarang sementara penerbangan dari Afsel, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini, dan meminta warganya yang datang dari negara-negara tersebut untuk menjalani karantina.
Singapura segera menyusul langkah Inggris. Kementerian kesehatan negara kota itu mengatakan akan membatasi kedatangan dari Afsel dan negara-negara sekitarnya sebagai langkah pencegahan.
Italia memberlakukan larangan masuk bagi pendatang yang telah mengunjungi sejumlah negara Afrika, termasuk Afsel, dalam 14 hari terakhir.
Negara-negara Eropa sebelumnya telah memperluas vaksinasi booster dan memperketat pembatasan ketika benua itu berjuang menghadapi gelombang keempat COVID-19 yang dipicu varian Delta.
Jerman melaporkan rekor harian tertinggi dengan lebih dari 76.000 kasus dalam sehari. Angkatan udaranya untuk pertama kali bersiap menerbangkan pasien COVID-19 yang parah ke daerah lain di negara itu untuk mengurangi tekanan pada rumah sakit.
Baca Juga: Lima Fakta B.1.1.529, Varian Baru Covid-19 yang Disebut Paling Mengerikan
Pemerintah Jerman juga akan menetapkan Afsel sebagai area varian virus, kata sumber di kementerian kesehatan setempat.
Virus corona telah melanda dunia hampir dua tahun sejak ditemukan pertama kali di China tengah, menginfeksi hampir 260 juta orang dan menewaskan 5,4 juta orang.
Jepang juga memperketat kendali perbatasan bagi pendatang dari Afsel dan lima negara Afrika lain, menurut laporan media.
Setelah melonggarkan pembatasan perjalanan awal bulan ini, pemerintah India mengimbau semua negara bagian untuk secara ketat memeriksa dan menapis pendatang internasional dari Afsel dan negara-negara lain yang "berisiko".
Negara-negara di Asia telah mengalami kondisi yang lebih baik daripada wilayah lainnya dalam mengendalikan pandemi dengan menerapkan aturan pencegahan, testing dan kendali perbatasan yang ketat.
Taiwan mengatakan pelaku perjalanan dari negara-negara selatan Afrika yang "berisiko tinggi" harus menjalani karantina di fasilitas pemerintah selama 14 hari.
Berita Terkait
-
Lima Fakta B.1.1.529, Varian Baru Covid-19 yang Disebut Paling Mengerikan
-
Pandemi Covid-19 Belum Berakhir: Keganasan Varian Baru B.1.1.529 Masih Belum Diketahui
-
Para Ilmuwan Mendeteksi Varian Baru Covid-19 di Afrika Selatan
-
Mutasi Varian Virus Corona B.1.1.529 Dua Kali Lipat dari Delta, WHO Adakan Rapat Darurat
-
Varian Baru Covid Muncul di Afsel Disebut Dua Kali Lebih Ganas dari Delta
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun, DPRD Jatim Kebut Raperda Perlindungan Pembudidaya Ikan dan Garam
-
DPRD Jatim Proyeksikan PAD Rp26,3 Triliun: Tidak Jauh Beda dengan Satu Dekade Lalu
-
Gubernur Khofifah Bertemu PM Singapura HE. Lawrence Wong, Sampaikan Program Karbon dan Investasi
-
BRIVolution Reignite Perkuat Kinerja Keuangan BRI dengan Pertumbuhan CASA dan Dana Pihak Ketiga
-
Ekonomi Jatim Triwulan III 2025 Tumbuh 1,70%, Gubernur Khofifah: Tertinggi se-Jawa, Bukti Soliditas