Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Senin, 20 Desember 2021 | 21:10 WIB
Kondisi tambak di Kabupaten Lamongan terdampak banjir. [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Seluas 4.124 hektare lahan tambak di empat kecamatan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terdampak banjir. Akibatnya, para petambak menderita kerugian ditaksir mencapai belasan miliar Rupiah.

Berdasarkan data Dinas Perikanan Lamongan, empat kecamatan yang terdampak banjir luapan sungai Bengawan Njero meliputi Kecamatan Kalitengah, Glagah, Turi dan Karangbinangun.

Rinciannya, 1.950 hektare di 17 desa Kecamatan Kalitengah, 836 hektare di delapan desa Kecamatan Karangbinangun, 720 hektare di sembilan desa Kecamatan Glagah, dan 618 hektare di enam desa Kecamatan Turi. Kerugian yang dialami petambak mencapai Rp 19 miliar.

“Itu data yang kita dapatkan saat turun langsung ke lapangan melihat kondisi di wilayah Bengawan Njero,” ujar Plt Kepala Dinas Perikanan Lamongan, Yuli Wahyuono, mengutip dari Beritajatim.com --jejaring media Suara.com, Senin (20/12/2021).

Baca Juga: Lumajang Terendam Banjir Luapan Sungai Menjangan

Bahkan, kata Yuli, luasan lahan sawah tambak yang terdampak ini bisa lebih luas lagi, karena banjir hingga kini masih melanda kawasan Bengawan Njero.

“Curah hujan bulan ini cukup tinggi, akibat adanya fenomena La Nina, yang menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi datang lebih cepat,” beber Yuli.

Sementara itu, salah satu petambak asal Desa Kemlagi Lor, Kecamatan Turi, Khusnul Khotim menuturkan, tambak-tambak di wilayahnya terendam banjir hampir setiap tahun.

“Banjir sudah lebih dari sepekan mas. Banjir seperti ini hampir setiap tahun kami alami jika musim hujan datang, apalagi jika ada tanggul sungai yang jebol,” kata Khotim.

Guna mengantisipasi agar ikan-ikan budidaya tak lepas, petambak memasang waring (jaring) di setiap pematang.

Baca Juga: Viral Banjir Lahar Dingin Semeru Jadi Tontonan, Warganet: Jangan Dekat-dekat Itu Bahaya!

Khotim menambahkan, petani harus mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra agar ikan-ikan budidaya mereka tetap aman saat banjir.

“Kita keluarkan biaya ekstra untuk beli waring, dan juga biaya tenaga untuk memasang waring-waring ini,” tandasnya.

“Kami harap, banjir cepat surut, karena ikan-ikan dan udang ini masih kecil-kecil. Baru saja ditebar lalu banjir datang,” pungkasnya.

Load More