SuaraJatim.id - Hama kerap kali menjadi momok di lingkungan petani di Kabupaten Gresik. Hal itu membuat petani mengeluh karena tidak bisa menikmati hasil panen secara maksimal.
Padahal, berbagai upaya pengusiran hama sudah dilakukan. Hasilnya tetap tidak maksimal. Bahkan, beberapa petani sampai nekat mengaliri listrik ke sawahnya.
Tujuannya membasmi tikus perusak tanaman. Cara ini pun sering kali malah menjadi senjata makan tuan. Petani tewas di sawahnya sendiri.
Sebagai bentuk solusi pengusir hama, institusi kampus Politeknik Eletronika Negeri Surabaya (Pens) bekerjasama dengan Dinas Pertanian Gresik, membuat alat pengusir hama tikus. Alat itu diberi nama Smart Light Trap Insect. Dengan tingkat efisien sebesar 80 persen.
Menariknya, alat ini mengandalkan lampu berbagai warna. Lampion itu ternyata merupakan jebakan agar hama mendekat lalu dengan sendirinya terbasmi. Alat pengusir hama itu diklaim merupakan ramah lingkungan, karena memiliki sumber bertenaga surya.
Dosen Pens Indra Ferdiansyah mengatakan, alat tersebut idealnya terpasang di tengah sawah dalam keadaan malam hari. Karena memiliki tenaga surya, alat itu bisa secara otomatis menyala dan padam sendiri, pada jam yang sudah disesuaikan.
Misalnya, mulai pukul 17.00 Wib hingga 05.00 Wib. Kemudian warna nyala lampu juga bisa di atur. Pukul 17.00 sampai pukul 20.00 warna biru. Kemudian pukul 20.00 sampai 23.00 warna putih, kemudian pukul 23.00 hingga pukul 02.00 warna ungu dan sisanya warna kuning.
"Waktu dan warna lampu ini sudah sesuai dengan riset data dari Dispertan. Kapan serangga itu keluar sehingga sesuai dengan nyala lampu," katanya, Rabu (22/12/2021).
Lampu warna kuning disukai lebah, warna putih disukai hama wereng, lampu warna biru kepiting tanah. Pasalnya serangga memiliki mata tunggal dan majemuk. Jadi bisa membedakan warna lampu.
Baca Juga: Jembatan Kacangan di Gresik Putus, Warganet: Seperti Irisan Kue
"Panel surya bisa bertahan selama tiga hari jika tidak ada sinar matahari maksimal," ucap Indra Ferdiansyah selaku ketua Pelaksana dan Dosen Elektro PENS.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro menyebutkan, alat ini merupakan kembangan dari alat sebelumnya yang pernah dicipatakan penyuluh pertanian bernama Darni. Pihaknya sangat apresiasi dengan langakah inovasi tersebut.
"Ini merupakan salah satu terobosan mengamankan produksi. Penekanan populasi werenh bisa dikendalikan," terangnya.
Menurut data Dispertan pada tahun 2020 tercatat hama wereng batang coklat
1.608 meyerang batang padi di Gresik. Diharapkan dengan alat ini makin digencarkan penggunaannya. Bisa dibeli melalui APBDes maupun DD.
"Nantinya kita pasang banyak di lokasi masing-masing. Agar surplus pangan Kabupaten Gresik bisa kita pertahankan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Cuma 3 Jam 35 Menit dari Jakarta, Thom Haye Mungkin Gabung ke Klub Ini, Bukan Persib Bandung
- 35 Kode Redeem FF MAX Hari Ini 23 Agustus: Klaim Bundle Itachi, Emote Susanoo & Senjata Akatsuki
Pilihan
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
-
Terbongkar! Anggota DPR Pajaknya Dibayarin Negara, Netizen: Terus Gaji Gede Buat Apa?
-
Kapan Pemain Timnas Indonesia Berkumpul Hadapi FIFA Matchday? Ini Jadwalnya
-
Drama Korupsi Haji: Kronologi Gus Yaqut dari Diperiksa KPK Sampai Muncul HP Misterius
Terkini
-
Bayar Tagihan Akhir Bulan? Klaim 5 Saldo Dana Kaget Ini
-
Lomba Ayam Terbang di Pesisir Situbondo
-
Kendalikan Inflasi & Tingkatkan Daya Beli Masyarakat, Gubernur Khofifah Gelar Pasar Murah di Sumenep
-
Survei ARCI Ungkap Harapan Warga Jatim Kepada Khofifah-Emil: Jalan Rusak Hingga SMA Tanpa Pungli
-
Tanggap Bencana, BRI Peduli Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak Gempa Poso