SuaraJatim.id - Sebanyak 39 orang terdeteksi sebagai peserta siluman alias ilegal masuk ke Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di UIN Raden Intan Lampung. Panitia mengklaim segera membereskan temuan itu.
Diketahui, puluhan peserta ilegal itu mengatasnamakan pengurus cabang dan wilayah. Beberapa di antaranya mengklaim dari pengurus NU cabang Luar Negeri.
Keberadaan peserta siluman itu dikonfirmasi langsung Dr As’ad Isma dan Dr Jafar Ahmad, peserta Muktamar NU dari Provinsi Jambi.
“Saya sebagai peserta dari Provinsi Jambi berharap masalah peserta siluman ini dibereskan. Jangan sampai mencoreng kewibawaan Muktamar,” ujar Dr As’ad Isma mengutip dari Beritajatim.com --jejaring media Suara.com, Kamis (23/12/2021).
Baca Juga: Pemilihan Ketua Umum PBNU Berlangsung Malam Ini, Ada 3 Calon
Sementara, Ketua Steering Committee (SC) atau Panitia Pengarah Muktamar NU ke-34, Prof Muhammad Nuh mengatakan pihaknya akan segera menuntaskan temuan 39 peserta siluman tersebut.
“Itu nanti akan diselesaikan (SK-nya). Masak masalah begitu saja nggak bisa diselesaikan. Insya Allah secepatnya akan diselesaikan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, ada beberapa peserta diduga ilegal yang tidak berhak menjadi peserta telah masuk ke area Muktamar NU. Hal itu dinilai telah melanggar ketentuan AD/ART.
Muktamar NU, yang sudah dimulai sejak Rabu kemarin itu harus dihentikan sementara. Para peserta meminta masalah keabsahan peserta muktamar dibereskan.
Dr Jafar Ahmad, peserta lain asal Provinsi Jambi menduga SK 39 peserta ilegal itu terlalu dipaksakan oleh panitia. Semestinya, utusan cabang atau wilayah yang mengikuti agenda Muktamar itu harus menunjukkan SK dari 4 pimpinan PBNU. SK yang dimaksud, mesti diteken oleh Rois Am, Khatib Am, Ketua Tanfidziyah dan Sekretaris.
Baca Juga: Sampaikan LPJ, Said Aqil Beberkan Keuangan PBNU: Sisa Saldo Akhir Rp 8 Miliar
“Peserta itu harus jelas dan terverifikasi. Masalahnya, peserta yang tidak jelas itu sudah terlanjur masuk dalam Muktamar. Ini harus diklirkan dulu. Jangan sampai menimbulkan polemik karena melanggar AD/ART,” jelas Dr Jafar Ahmad.
Ia menduga peserta muktamar bisa lolos karena verifikasi yang tidak tuntas. Kemungkinan lainnya, karena unsur kesengajaan dengan memalsukan tanda tangan empat pimpinan NU.
“Kita ingin semua peserta yang masuk Muktamar NU adalah sah dan legal. Kita minta ini dibereskan dulu, supaya tidak timbul persoalan. Jadi, untuk memastikan keabsahan peserta, harus diverifikasi dulu satu per satu. Ini yang kita minta,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Potret Kopda Basar Jalani Rekonstruksi Kasus Penembakan 3 Anggota Polri
-
JungleSea Resmi Dibuka di Kalianda Lampung: Perpaduan Keindahan Alam dan Wahana Edukatif Keluarga
-
Kiai Said Aqil Bongkar Cawe-cawe Jokowi di Muktamar NU Lampung: Saya Kalah karena Tak Sekuat Gus Dur
-
Seruit Bukan Satu-satunya, Ini 6 Kuliner Lampung yang Siap Manjakan Lidahmu
-
Libur Lebaran di Lampung? Ini 6 Destinasi Wisata Seru yang Wajib Dikunjungi
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Kronologi Kebakaran Rumah di Tegalsari Surabaya, 2 Orang Meninggal Dunia
-
Khofifah Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Energi Terbarukan dengan Delegasi Tomsk Rusia
-
Harga Gabah Kering Jatuh, DPRD Jatim: Panen Raya Terancam Tak Dinikmati Petani