SuaraJatim.id - Beberapa waktu lalu di Magetan Jawa Timur ( Jatim ) juga gempar kasus seorang siswi Madrasah Islamiyah (MI) bernama Ramdan Dzuhri (10) yang meninggal dunia setelah menjalani vaksinasi.
Bocah warga warga Desa Jiwan Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, itu mengalami kejang sebelum meninggal dunia pada Senin (27/12/2021). Saat itu Ia sedang bermain game online dengan kawan-kawannya.
Sudirman, ayah Dzuhri sempat menceritakan bahwa saat itu anaknya sedang bermain game dengan kawan-kawannya. Tiba-tiba dia terjatuh ke belakang dan mengalami kejang-kejang.
Teman-temannya mengira kalau dia sedang melakukan prank. Namun, karena Dzuhri tak segera sadarkan diri, teman-temannya baru memanggil orang tuanya.
Baca Juga: Penjelasan KIPPI Jombang Soal Kasus 2 Siswa SD Meninggal Usai Disuntik Vaksin
"Dikira teman-temannya tiduran aja, bercanda, tapi dibangunin enggak bangun-bangun. Akhirnya istri saya dipanggil. Dan memang benar sudah meninggal. Dibawa ke rumah sakit ternyata sudah meninggal," kata Sudirman, seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Selasa (04/01/2022).
Sehari sebelum anaknya meninggal itu, Sudirman membenarkan kalau bocah yang akrab disapa Ramzi itu menjalani vaksinasi di sekolahnya yakni MI Al Abror, Kecamatan Bendo, Magetan.
Usai vaksinasi dirinya tak menunjukkan ada tanda-tanda mual ataupun keluhan lainnya. Apalagi sejak kecil tidak ada riwayat penyakit tertentu.
"Sampai sebelum meninggal juga tidak mengeluhkan adanya penyakit. Makanannya juga normal, main juga normal," katanya menambahkan.
Kabar itu dibenarkan oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Rohmat Hidayat. Namun, dirinya memastikan meninggalnya Ramzi bukan akibat vaksin dan tidak ada kaitan secara langsung.
Baca Juga: Gegara Game Online, Ayah di Singapura Tak Sadar Terlilit Utang Ro 285 Juta
Dinkes, kata dia, melaksanakan vaksinasi sesuai standar operasional prosedur. Semua orang yang akan divaksin, di screening. Setelah layak dan memenuhi kriteria baru disuntikkan vaksin.
"Setelah divaksin pun, penerima masih dilakukan diobservasi selama 15 sampai 30 menit. Semua proses itu dilakukan. Gejala tidak muncul pada siswa tersebut sehari setelah divaksin. Jadi tidak ada keterkaitan langsung dengan vaksin," katanya menambahkan.
Untuk mengetahui pasti penyebabnya diperlukan autopsi. Semua kejadian pasca-vaksinasi telah dilaporkan ke Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Timur. KIPI juga menegaskan kalau siswi itu meninggal bukan sebab vaksin.
Berita Terkait
-
Emosi Kalah Game Online, Pria Ini Akhiri Nyawa Gadis 11 Tahun
-
Virtual Reality dan Game Online: Dunia Maya yang Menarik Hati Gen Z
-
Teknologi Baru dan Peluang di Industri Game Online
-
Dari Hobi Jadi Kecanduan: Mengapa Kebiasaan Nge-Game Bisa Berbahaya?
-
Band J-Rocks Isi Soundtrack Game Ragnarok Classic, Jadi Ajang Nostalgia
Tag
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Pria di Probolinggo Gelap Mata Bacok Tetangga Gegara Cemburu
-
Pulang COD, Warga Pasuruan Dibacok Orang Tak Dikenal
-
Kasus Mutilasi Jombang Mulai Temui Titik Terang, Pelakunya Tertangkap?
-
Hadir dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Cokelat Ndalem Bagikan Kisah Suksesnya
-
Kronologi Menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Terbakar