Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 10 Januari 2022 | 10:20 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual di kampus. [Suara.com/Rochmat]

SuaraJatim.id - Sebuah unggahan di media sosial menggegerkan warganet. Kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswi kembali terjadi. Kali ini di Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Cerita pengakua pelecehan seksual dari mahasiswi ini diunggah akun Instagram @dear_unesacatcallers. Unggahan tersebut segera menjadi sorotan warganet, termasuk civitas akademika kampus keguruan tersebut.

Bahkan pihak kampus telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus tersebut. Hal ini disampaikan Humas Unesa, Vinda Maya. Ia mengatakan pihaknya saat ini telah Fokus untuk mengusut informasi tersebut.

Vinda Maya menegaskan kalau tim yang dibentuk berasal dari jurusan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum.

Baca Juga: Sedia Payung Rek! Cuaca Surabaya Raya Hari Ini, Akan Diguyur Hujan Ringan

"Betul (ada upaya mengusut) kasus ini, sedang diusut tim dari Jurusan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa," katanya seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Minggu, (09/11/2021) malam.

Tim tersebut telah melakukan investigasi dan mengumpulkan seluruh bukti-bukti terkait. Agar kasus dugaan pelecehan yang dilakukan dosen kepada mahasiswanya segera terungkap.

Sebelumnya, kasus ini mencuat setelah Dalam unggahan akun @dear_unesacatcallers menceritakan kronologi secara umum pelecehan yang dialami salah satu mahasiswi Unesa.

Kejadian tersebut bermula saat si mahasiswi yang disebut dengan inisial A sedang melakukan bimbingan skripsi. Bimbingan skripsi itu dilakukan antara mahasiswi A dengan dosen H. Bimbingan skripsi tersebut dilakukan di sebuah ruangan yang dulu sekitar tahun 2020 yang dipakai untuk gedung jurusan hukum.

Saat melakukan bimbingan skripsi itu, dalam ruangan hanya ada antara korban A dengan dosen berinisial H tersebut. Maklum, waktu bimbingan skripsi dilakukan di saat sore hari di saat banyak orang lainnya yang sudah pulang.

Baca Juga: 4 Koleksi Mobil Crazy Rich Surabaya Melvin Tenggara, Termurah Harganya Bikin Nangis

Selain itu, bimbingan skripsi di kampus ini biasanya memang dilakukan saat dosen mempunyai waktu senggang. Dan itu biasanya ada di waktu sore hari.

Bimbingan pun awalnya berjalan seperti biasanya. Bimbingan berjalan dengan diskusi dan tanya jawab antara dosen H dengan mahasiswi A. Namun, mungkin karena melihat situasi sekitar yang sudah sepi, dosen H pun memanfaatkan situasi.

Sejurus kemudian dosen H berkata pada korban A, “Kamu cantik,” yang kemudian disusul ciuman dosen H kepada mahasiswi A.

Sejak kejadian tersebut mahasiswi A merasa ketakutan untuk melakukan bimbingan skripsi. Padahal di satu sisi dia harus menyelesaikan revisi skripsi sebelum tanggal terakhir Surat Penetapan Kelulusan (SPK).

Aksi dosen untuk mendekati A ternyata tak hanya dilakukan di kampus saja. Dosen H ternyata juga beberapa kali melakukan panggilan video kepada A dengan menggunakan aplikasi WhatsApp. Masalahnya saat melakukan panggilan tersebut, dosen H tak memakai busana atas.

Sekuat tenaga mahasiswi A mencoba untuk mengabaikan panggilan tersebut. Namun satu sisi yang lain, mahasiswi A juga dibingungkan dengan tenggat waktu penyelesaian revisi skripsinya. Sedangkan untuk melakukan bimbingan secara bertemu fisik mahasiswi A mengaku takut. Dia khawatir dosen H akan berlaku lebih setelah kejadian pertama terjadi.

Load More