Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 27 Januari 2022 | 12:09 WIB
Endapan lumpur Lapindo mengering di kolam penampungan di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (29/5/2021). ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Bahkan logam tanah jarang juga digunakan untuk memori komputer, DVD, ponsel, catalytic converter, magnet, lampu fluorescent dan masih banyak lagi.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono bahwa Rare Earth itu kini menjadi komoditas penting karena dibutuhkan dalam pengembangan berbagai teknologi canggih, termasuk kendaraan listrik.

Selain itu Badan Geologi Kementerian ESDM juga menemukan kandungan Rare Earth di mineral batubara di wilayah Kalimantan.

Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, telah diidentifikasi sebanyak 28 lokasi yang memiliki potensi logam tanah jarang.

Baca Juga: Lumpur Lapindo Ternyata Simpan Material Langka, Dibutuhkan Industri Mobil Listrik Hingga Teknologi Masa Depan

Secara rinci, potensi tersebut tersebar di 16 lokasi di Sumatera, tujuh lokasi di Kalimantan, tiga lokasi di Sulawesi dan dua lokasi di Jawa.

Pemakaian Rare Earth di alat-alat militer juga cukup banyak. Menurut geology.com, militer Amerika Serikat menggunakan kacamata penglihatan malam, senjata berpemandu presisi, peralatan komunikasi, peralatan GPS, baterai, dan elektronik pertahanan lainnya yang dibentuk dari Rare Earth.

Bahkan logam tanah jarang adalah bahan utama untuk membuat material yang sangat keras untuk kendaraan lapis baja.

Itulah yang membuat sebuah proyektil bisa pecah saat terkena benturan dengan kendaraan militer lapis baja dan membuat penumpangnya selamat.

Memang, Rare Earth tidak hanya ada di satu wilayah atau negara saja. Unsur-unsur REE terdistribusi secara luas di bumi dan relatif mudah dijangkau pada permukaan bumi.

Baca Juga: Debu Emas Asteroid Senilai 10.000 Quadriliun Dolar AS Akan Diselidiki NASA

Demikian penjelasan Rare Earth, harta karun Lumpur Lapindo.

Load More