SuaraJatim.id - Di Kota Surabaya sendiri, hampir semua penjaja makanan khas Imlek menjual kue keranjang karena rasanya yang legit dan juga khas. Sehingga produsen kue keranjang pun mulai dibanjiri pesanan.
Misalnya Feri Andreasendi produsen kue keranjang rumahan di Jalan Kalidami IX Nomor 9, Kota Surabaya ini. Menjelang Imlek, di bulan Januari ini sudah menerima banyak pemesanan kue keranjang.
Untuk awal tahun 2022 saja, dia bahkan sudah membuat dan memasarkan 5.000 lebih kue keranjang. Dalam sehari, ia bisa membuat untuk 320 kotak kue keranjang untuk dikirim ke supermarket hingga pasar tradisional.
"Permintaannya tahun ini laris, sampai saat ini total 5.000-an lebih yang dijual, banyak pemesanan, toko-toko, pasar pabean, supermarket. Rata-rata per hari habis 320 kotak, kadang lebih," kata Feri, Kamis (27/1/2022).
Pesanan yang ia terima banyak dari Surabaya. Tapi tidak sedikit pula ia mengirim kue keranjang produksinya hingga ke luar kota.
Feri mengatakan, pemesanan kue keranjang tahun ini lebih banyak dari Imlek tahun lalu. Kenaikan penjualan pun bisa sampai 50 persen, dikarenakan melandainya Pandemi Covid 19.
"Imlek tahun lalu hanya 2.000-3.000 kotak karena permintaannya menurun," ujarnya.
Meningkatnya pemesanan terlihat sejak awal Januari. Pada minggu pertama 1.000 kotak, minggu berikutnya hingga kini terus bertambah hingga kini sudah memproduksi untuk 5.000 kotak lebih.
Per kotak kue keranjang memiliki berat 800 gram. Ada kotak kecil isi 4 dan kotak besar isi 2. Masing-masing memiliki berat yang sama 800 gram.
Harga yang dijual per kotaknya pun masih terjangkau, yakni Rp 30.000 baik kotak kecil maupun besar, karena jika ditimbang beratnya sama.
Untuk pembuatannya sendiri pun masih manual. Bahan-bahannya pun mudah didapat di pasar-pasar yang ada di Kota Pahlawan.
Untuk bahannya sendiri, Feri memakai tepung ketan sebagai bahan utama, gula, air dan gula putih yang telah dilarutkan untuk menghasilkan warna coklat dari kue keranjang. Setelah dimasukan dalam 1 wadah besar, kemudian dimikser sampai halus.
Kue keranjang sendiri akhirnya menjadi kudapan yang wajib saat perayaan Tahun Baru Imlek. Di Negara asalanya, yakni Cina, ada berbagai jenis kue keranjang. Ada yang rasanya manis, asin, bahkan pedas.
Masyarakat Cina bagian utara umumnya membuat nian gao putih, sedangkan masyarakat Cina barat laut lebih familiar dengan nian gao kuning.
Ada pula yang menambahkan warna nabati pada kue beras ini sehingga terlihat berwarna merah, hijau.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
-
Harga Tiket Pesawat Surabaya-Jakarta Capai Rp7 Juta di Hari Pertama Masuk Kerja
-
Harga Tiket Kapal Laut Makassar-Surabaya April 2025 dengan Jadwal Terbaru
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
-
Debut Timnas Indonesia, Joey Pelupessy Malah Kesengsem dengan Sosok Asal Surabaya
-
Pelatih Persebaya Surabaya Sorot Pentingnya Program Individu Selama Libur Panjang
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
Terkini
-
Setelah Gabung dalam BRI UMKM EXPO(RT), Kini Usaha UMKM Unici Songket Silungkang Meroket
-
KBS Jadi Pilihan Destinasi Wisata di Surabaya, Fotografer Keliling Ketiban Rezeki Nomplok
-
Posko Mudik BUMN dari BRI Berikan Layanan Kesehatan dan Ruang Istirahat Saat Arus Balik Lebaran
-
Mensos Gus Ipul Pastikan Pemulihan Pasca Bencana Longsor di Jalur Pacet-Cangar
-
Dari Desa untuk Warga, THR dan Jaminan Sosial Wujud Kepedulian Desa Wunut