SuaraJatim.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berencana membangun rumah susun (Rusun) khusus eks narapidana terorisme di Lamongan, Jawa Timur.
Lokasi persisnya di kampung halamannya terpidana mati bom bali Amrozi CS di Desa Tenggulun Kecamatan Selokuro Kabupaten Lamongan. Rusun ini akan dilengkapi fasilitas pendidikan keluarga eks napi teroris tersebut.
Rencananya, BNPT ini akan bekerja sama dengan Kementerian PUPR dalam membangun rumah susun Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) tersebut.
Seperti disapaikan Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, pembangunan rumah susun ini merupakan program kerja sama antara BNPT dengan tim sinergitas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di dalam pembangunan fisik.
Baca Juga: Hasil Liga 1: Gol Tunggal Youssef Ezzejjari Menangkan Persik Kediri atas Persela Lamongan
Rusun ini, kata dia, memiliki luas kurang lebih 527 meter persegi, dan memiliki dua lantai yang siap dihuni oleh para santri dan peserta didik.
Sehingga, Ia melanjutkan, rusun dan yayasan bisa dijadikan pusat pendidikan karakter bagi mantan eks napiter dan kombantan, sehingga tidak kembali ke komunitas lama.
Boy Rafli Amar berharap sarana itu dapat dikembangkan sebagai sarana pendidikan yang dikelola oleh YLP yang merupakan mitra BNPT dalam berbagai program, seperti moderasi beragama, deradikalisasi, tempat mondok untuk para santri keluarga eks napiter, maupun masyarakat umum.
"Mudah-mudahan ini akan menjadi lembaga pendidikan yang mengembangkan terus konsep Islam rahmatan lil ‘alamin. Kemudian juga mendukung program moderasi beragama yang tentunya sangat kita perlukan hari ini di tengah keberagaman bangsa Indonesia," katanya seperti dikutip dari Antara, Selasa (15/02/2022).
Radikal terorisme, menurut Boy Rafli Amar, sama seperti virus corona, dapat menular dan tidak terasa namun dapat merubah perilaku menjadi destruktif.
Baca Juga: Link Live Streaming BRI Liga 1: Derby Jatim Persik Kediri vs Persela Lamongan
"Virus radikal terorisme ini menular seperti corona. Jadi bisa menular, tidak terasa, bisa OTG (tanpa gejala), tapi kemudian bisa merubah prilaku, bisa destruktif dan bahkan bertindak membahayakan nyawa orang," ujarnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Membanggakan, Batik Tulis dengan Warisan Budaya Ini Sukses di Pasar Global Berkat Pemberdayaan BRI
-
Lebaran di Lamongan? 5 Kuliner Khas Ini Wajib Dicoba, Bukan Cuma Soto
-
Viral Polisi Suruh Pendemo Tolak UU TNI Cap Jari dan Foto, Publik Murka: Mereka Penjahat?
-
6 Rekomendasi Tempat Wisata di Lamongan untuk Libur Lebaran 2025, Lengkap dengan Tiket Masuknya
-
Jangan Sampai Salah! Syarat Penerima BPNT 2025 Terbaru dan Cara Cek Status Kepesertaan
Terpopuler
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- 1 Detik Resmi Jadi WNI, Pascal Struijk Langsung Cetak Sejarah untuk Timnas Indonesia di Liga Inggris
- Mobil Bekas Toyota di Bawah Rp100 Juta: Pilihan Terbaik untuk Kantong Hemat
- Sudahlah Lupakan Elkan Baggott, Pemain Berdarah Jakarta Ini Lebih Niat Bela Timnas Indonesia
Pilihan
-
Ong Kim Swee Sudah Hubungi Saddil Ramdani, Persib Ditikung Persis Solo?
-
Prediksi Persis Solo vs Persita Tangerang: Momentum Pasukan Laskar Sambernyawa
-
Geely Indonesia Beri Sinyal Kuat Akan Perkenalkan Geome Xingyuan di GIIAS 2025
-
LDA Keraton Solo: Wacana Pembentukan DIS Sempat Diajukan ke MK
-
Geely Auto Luncurkan Galaxy Cruiser, Mobil Berteknologi Full AI di Auto Shanghai 2025
Terkini
-
UMKM Naik Kelas, BRI Salurkan KUR untuk Ekonomi Kerakyatan Dengan Nilai Mencapai Rp42,23 T
-
Gubernur Khofifah Komitmen Kawal Program Pemerintah Pusat: Jatim Provinsi Pertama Gelar Retreat
-
Daftar Smartwatch Harga di Bawah Rp 500 Ribuan, Punya Fitur Tak Kalah Menarik
-
Liburan ke Taiwan Jadi Tren Masyarakat Indonesia
-
2 Link DANA Kaget Hari Ini, Lumayan untuk Belanja Promo Indomaret