SuaraJatim.id - Buat ayah-bunda sebaiknya jangan abai gejala apapun menyangkut kesehatan anak. Salah terkait gangguan sesak napas pada anak.
Gangguan pernapasa anak ini ternyata bisa diketahui dari kondisi cuping hidung anak yang kembang kempis ketika bernapas. Menurut dokter anak, gejala ini merupakan pertanda bahwa si anak mengalami sesak napas.
Bahkan gangguan sesak napas ini menjadi salah satu gejala pneumonia atau peradangan pada satu atau dua paru-parunya. Hal ini seperti disampaikan dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Vonny Ingkiriwang.
"Kalau cuping hidungnya bergerak kembang kempis artinya anak sedang mengalami sesak dan ini harus kita bantu. Dia perlu oksigen. Jadi tidak bisa kita biarkan di rumah, harus segera dibawa ke rumah sakit," ujarnya, Jumat (25/03/2022).
Menurut Vonny, kondisi sesak napas sudah masuk kategori darurat dan perlu segera mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.
Dokter Vonny mengatakan, selain sesak napas, tanda dan gejala pneumonia juga termasuk batuk, demam. Jika demamnya tinggi bisa menyebabkan pasien menggigil, napas menjadi cepat atau bahkan sulit bernapas dan seringkali pasien mengatakan nyeri dada.
"Kita perlu membedakan antara napas yang cepat dengan sulit bernapas atau sesak itu berbeda. Untuk setiap derajat kenaikan suhu tubuh akan membuat napas lebih cepat. Tetapi bukan berarti dia sesak," kata Vonny.
Penanganan pertama pada demam bisa dengan melakukan kompres dan memberikan obat penurun demam. Tetapi tidak disarankan langsung memberikan antibiotik. Sementara ketika anak mengalami batuk, pemberian obat batuk yang dijual di apotek atau warung bisa dilakukan.
"Untuk batuk kita bisa berikan obat batuk, banyak yang masih boleh kita berikan sendiri karena bebas," ujar Vonny.
Baca Juga: Kebakaran Hanguskan 15 Rumah Semi Permanen di Jakbar, 3 Orang Alami Sesak Napas
Pneumonia merupakan peradangan pada jaringan paru yang disebabkan infeksi kuman, salah satunya bakteri Streptococcus pneumoniae yang paling sering menyerang anak-anak. Secara awam kondisi ini dikenal dengan istilah paru-paru basah.
Bakteri Streptococcus pneumoniae dapat menyebabkan infeksi pada berbagai bagian tubuh dan disebut penyakit pneumokokus.
Dalam kondisi serius, penyakit pneumokokus bisa menyebabkan komplikasi seperti gangguan motorik, kelumpuhan, retardasi mental, hidrosefalus, kejang, gangguan belajar, gangguan pendengaran, masalah perilaku hingga kematian. ANTARA
Tag
Berita Terkait
-
Kebakaran Hanguskan 15 Rumah Semi Permanen di Jakbar, 3 Orang Alami Sesak Napas
-
Sesak Napas setelah Berjalan Kaki, Normal atau Tidak?
-
Waspadai Sesak Napas Usai Infeksi Virus Corona Covid-19, Bisa Jadi Tanda Kerusakan Paru!
-
Sesak Napas Jangan Diabaikan, Ketahui Penyebabnya dan Kapan Waktu untuk Memeriksakannya ke Dokter
-
Latihan Pernapasan Bantu Percepat Pemulihan Virus Corona Covid-19, Ini Sebabnya!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Menang Wali Kota New York, Bisakah Zohran Mamdani Jadi Capres AS 2028?
-
Sopir Bus Resmi Tersangka Kecelakaan Bus Tulungagung, Satu Korban Tewas di Ngunut!
-
Program Pemberdayaan BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif, Kredit dan Dana Murah Meningkat
-
Pemkab Trenggalek Siapkan Pengalihan 27 SDN Jadi Aset Daerah, Dorong Kepastian Hukum Pendidikan!
-
Gubernur Khofifah Jumpa Menteri Pendidikan Singapura dalam Rising Fellowship: Kerja Sama Pendidikan