Makam Misterius di Tengah Hutan Lebakjabung Gegerkan Warga Mojokerto

SuaraJatim.id - Makam misterius mengemparkan warga Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Lantaran makam tersebut tiba-tiba muncul di kawasan hutan setempat.

Makam misterius berada di petak 54C kawasan RPH Lebakjabung. Berjarak kurang lebih sekitar 1 kilometer dari pemukiman. Hanya akses jalan setapak untuk menuju ke lokasi makam.

Pantuan Suara.com, makam tersebut disinyalir masih baru. Hal itu terlihat dari gundukan tanah serta batu nisan. Pada batu nisan, terdapat tulisan 'Joko Slamet'. Tak diketahui apakah tulisan tersebut merupakan nama orang yang dikebumikan di tempat itu.

Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Lebakjabung Achmad Yani mengungkapkan, makam misterius itu kali pertama ditemukan oleh Sumarno, warga setempat. Ketika petani tersebut hendak mengambil sisa hasil panen jagung pada Rabu (30/3) sekira pukul 15.00 WIB.

Baca Juga: Belasan Makam Muslim di Pontianak Dirusak, Ternyata Pelaku Pernah Belajar Ilmu Kebatinan di Sumatera

"Pak Sumarno kaget, karena ada kuburan di ladang yang ditanami jagung. Makamnya masih baru, itu dari tanah gundukannya masih tinggi," kata Yani, Kamis (31/3/2022).

Temuan makam misterius itu pun sontak membuat geger warga sekampung. Lantaran lokasi makam benar-benar di tengah hutan dan sangat jauh dari pemukiman penduduk maupun makam umum desa.

"Warga di sini kaget. Tiba-tiba ada makam baru dan nama yang tertulis di nisan juga tidak terdata di desa kami. Penduduk dari mana, jadi penuh tanda tanya," ungkap Yani.

Sementara itu, Kepala RPH Lebakjabung Royhan (52), menyatakan jika lokasi makam misterius tersebut berada di hutan Petak 54C. Lahan tersebut merupakan milik perhutani yang ditanami warga sekitar.

"Iya, memang masuk kawasan hutan Perum Perhutani. Jadi lokasi itu dibersihkan agar bisa ditanami," kata Royhan.

Baca Juga: 5 Fakta Pelaku Perusakan Belasan Makam di Pontianak, Sering Semedi hingga Diduga ODGJ

Menurut Royhan, sekira dua bulan lalu makam misterius itu belum ada di tempat tersebut. Kondisi terakhir saat melakukan pemantauan di hutan dua bulan sebelumnya, lokasi itu masih berupa semak belukar.