SuaraJatim.id - Kasus baru sapi yang terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot Mouth Disease (FMD) di Kabupaten Tuban mengalami tren meningkat. Per Rabu (25/5/2022) tercatat ada tambahan 36 ekor sapi yang terjangkit penyakit tersebut.
Dengan adanya tambahan tersebut, total hewan ternak sapi yang terinfeksi PMK mencapai 180 ekor dan tersebar di 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban.
Belasan kecamatan tersebut meliputi Kerek, Jatirogo, Semanding, Plumpang, Palang, Soko, Senori, Tambakboyo, Montong, Rengel, Bancar, Merakurak, Widang, dan juga Jenu.
“Berdasarkan standar operasional prosedur dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, bahwa satu sampel pun yang diuji itu sudah mewakili satu wilayah, kalau ditemukan ada gejala yang mirip PMK berarti sudah di diagnosa PMK,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKPPP Kabupaten Tuban Pipin Diah Larasati seperti dikutip BlokTuban.com-jaringan Suara.com pada Kamis (26/5/2022).
Baca Juga: Sebanyak 972 Sapi di Kabupaten Probolinggo Suspek PMK
Pipin mengungkapkan, pihaknya akan membatasi lalu lintas ternak hewan, sehingga penyebarannya tidak semakin meluas. Apalagi, saat ini angka penularan dari kasus ini tergolong sangat cepat.
Selain itu, dinas terkait telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik lintas sektor vertikal, maupun OPD terkait, khususnya yang bertugas di lalu lintas ternak.
Upaya pencegahan tersebut berupa pemeriksaan hewan ternak yang hendak masuk ke pasar hewan, sekaligus akan terus dilakukan peneyemprotan diseinfektan ke sejumlah pasar hewan di Kabupaten Tuban, untuk menekan laju penularan wabah PMK ini.
“Mudah-mudahan kasus ini tidak merebak lagi, karena memang penularannya sangat cepat itu angkanya 90-100 persen, oleh karenanya kita perlu melakukan pembatasan lalu lintas ternak,” katanya.
Pipin melanjutkan, pencegahan wabah PMK ini juga harus dilakukan oleh pemilik ternak dengan terus memperhatikan binatang ternaknya.
Baca Juga: Waduh! Gara-gara Terdampak PMK, Harga Sapi di Temanggung Turun Drastis
Seperti larangan membawa binatang ke pasar hewan, tidak membeli binatang dari luar kota, serta memberikan pengobatan kepada binatang yang sakit.
“Kalau hewan ternak sakit diobati dulu, jangan terburu-buru dijual karena PMK bisa disembuhkan,” katanya.
Berita Terkait
-
Tak Percaya Muridnya yang Sebut Sapi Makan Martabak, Pak Ribut Guru Viral di TikTok Buktikan Langsung!
-
Menkop Budi Arie Sebut Koperasi Siap Serap Susu Produksi Lokal Untuk Makan Bergizi Gratis
-
Viral Video Susu Sapi Terbuang, Wakil Ketua DPR: Pemerintah Tolong Prioritaskan Peternak Lokal
-
Harga Pangan Merangkak Naik, Beban Masyarakat Kecil Semakin Berat
-
Dari Sapi Hingga Ikan: KPK Usut Penyimpangan Dana Hibah di Dinas Peternakan Jatim
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Terungkap Penyebab Kebakaran di UIN SATU Tulungagung
-
Kampung Narkoba di Surabaya Digerebek, 25 Orang Diciduk
-
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
-
Redaktur Eksekutif Suara.com Bagi Tips ke Siswa SMK Gresik Kembangkan Industri Kreatif
-
Survei Pilgub Jatim Versi Poltracking: Makin Mengerucut Jelang Detik-detik Akhir