Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 26 Mei 2022 | 18:51 WIB
Banjir melanda Kabupaten Probolinggo, Kamis (26/5/2022). [Timesindonesia.co.id]

SuaraJatim.id - Sejumlah lima desa di Kabupaten Probolinggo terlanda banjir, Kamis (26/5/2022). Ketinggian banjir mencapai satu meter.

Lima desa terdampak banjir, meliput Desa Gending, Desa Jati Adi, Desa Pesisir, Desa Brumbungan Lor, dan Desa Klaseman.

“Hujannya terjadi sejak subuh pukul 04:00 WIB tadi, air berasal dari sebagian sungai yang melintas di beberapa desa di sini, sungainya tak mampu menampung volume air yang begitu deras,” kata Sudi, warga Desa Gending mengutip dari Timesindonesia.co.id, Kamis.

Imbas banjir, jalur pantura Probolinggo lumpuh total. Masyarakat kemudian memilih jalur alternatif di jalan raya Gending.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras Sore Ini, Jalan Nasional di Gending Probolinggo Terendam Banjir

Sementara, Kades Jatiadi, Tutik Subardiyah mengatakan, banjir dipicu luapan sungai di kawasan setempat.

“Banjir ini akibat hujan sejak pagi hari tasi hingga sore ini. Air masuk ke perkampungan warga di lima desa dari luapan sawah dan sungai. Ketinggian air yang dirasakan warga cukup meresahkan,” katanya.

Kata Tutik, ratusan hektar sawah di lima desa di Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, juga terendam banjir itu. Banyak tanaman di area pesawahan milik petani juga rusak akibat tergerus air akibat hujan deras tersebut.

Banjir Probolinggo juga mengakibatkan sejumlah hewan ternak mati.

Ana, warga Desa Klaseman Kecamatan Gending menuturkan, ada puluhan ekor ayam miliknya mati akibat terendam banjir. Sebab, ayam itu berada di kandang yang posisinya rendah. Ia tak sempat menyelamatkan hewan ternak, karena sibuk mengevakuasi perabotan dan harta benda di rumahnya.

Baca Juga: Hujan Deras Guyur Probolinggo, Jalur Pantura Hingga Lahan Sawah dan Sejumlah Rumah Kebanjiran

"Ayamnya nggak bisa lari. Ditambah banjirnya tinggi. Jadi mati di dalam kandang. Ada juga yang kandangnya sudah buka, tapi ayamnya tetap mati karena terlalu tinggi banjirnya," kata dia.

Akibat banjir itu, ternak ayamnya hanya tersisa 9 ekor. Sementara yang mati sekitar 24 ekor. Bahkan beberapa ekor lainnya terbawa arus banjir.

"Ada yang ketemu di samping rumah. Ada juga yang ketemu di depan rumah tetangga. Kebawa arus itu," ungkap Ana.

Hal senada juga disampaikan Rois, warga Desa Bulang Kecamatan Gending. Ia mengaku banyak hewan ternak yang mati akibat banjir itu. Tidak hanya ayam, kambing pun juga ada yang mati. Sebab, banjir yang cukup tinggi.

"Paling bangak ayam mati. Karena kecil dan nggak bisa renang. Ada yang mati dalam kandang. Bukan cuman ternak saya saja. Banyak warga lain juga. Soalnya sibuk jaga anak dan barang dalam rumah. Lupa sama ternak," paparnya.

Load More