SuaraJatim.id - Tercatat ada delapan aduan kasus kekerasan perempuan dan anak selama lima bulan terakhir di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Salah satunya adalah kekerasan seksual pada anak usia 16 tahun, pelakunya ayah kandung sendiri.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Bondowoso, Anisatul Hamidah mengatakan, selama Tahun 2022 sudah ada delapan aduan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
"Itu semua kita dampingi. Alhamdulillah mereka saat ini masih sekolah," kata dia menguti dari Times Indonesia, Jumat (27/5/2022).
Menurutnya, kekerasan yang diterima mereka yaitu kekerasan seksual dan kekerasan fisik.
"Dua-duanya, didominasi seksual," ungkap dia.
Jika terjadi kekerasan terhadap anak dan perempuan, lanjut dia, korban bisa melapor ke P2TP2A di Dinas Sosial P3AKB.
"Jadi kami sifatnya tidak hanya menunggu laporan, ketika ada pengaduan, Dumas (aduan masyarakat) kami langsung datang," paparnya.
Dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, pihaknya sengaja melakukan secara diam-diam atau silent. "Jadi tidak seperti penanganan bencana alam. Kalau bencana alam itu rame-rame tidak apa-apa. Jadi kalau menangani kekerasan seksual harus silent," jelasnya.
Adapun tim yang ada di Dinsos P3AKB terdiri dari psikolog, dari P2TP2A juga ada pendampingnya. "Mereka datang secara personal," paparnya. Saat memberikan pendampingan kata dia, petugas juga tidak mengenakan seragam dinas. Sebab dikhawatirkan kondisi psikis korban bisa lebih parah.
Baca Juga: Selain Wabah, Para Peternak di Bondowoso Kini Juga Dihantui Aksi Pencurian Hewan
"Karena mereka itu untuk bertemu orang saja takut, apalagi bertemu aparat. Kami lakukan pendekatan seperti itu, psikososial," imbuh dia.
Pihaknya mengaku selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan agar anak-anak yang mengalami kekerasan seksual tidak dikeluarkan dari sekolah. "Yang pertama kita dampingi psikisnya agar tidak tergoncang, tentu tergoncang tapi minimal kita pantau. Kedua kita pastikan mereka tidak dikeluarkan dari sekolahnya," paparnya.
Pihaknya juga memastikan kesehatan anak yang mengalami kekerasan di Bondowoso juga terpantau. "Kita koordinasikan dengan Puskesmas dan bidan desa," kata Anis.
Berita Terkait
-
Menata Ulang Kebijakan Aborsi Aman Bagi Korban Kekerasan Seksual
-
Ayah dan Paman Jadi Pelaku Kekerasan Seksual Anak 5 Tahun di Garut, KemenPPPA Minta Hukuman Berat
-
Kecam Aksi Pelecehan Eks Gubes UGM, PKB Desak Gelar Guru Besarnya Dicabut
-
Pemerkosaan di RSHS: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Indonesia
-
Apa Itu Somnophilia? Kelainan Seksual Diduga Diidap Dokter PPDS yang Perkosa Keluarga Pasien
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
KPK Geledah Kantor KONI Jatim, 2 Koper Dibawa Oleh Penyidik
-
BRI Jadi Penyedia Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
-
KR Biang Kerok Pencurian Rumah Kosong di Malang, Diciduk di Warnet
-
Kronologi Lengkap Aksi Heroik Pria Sidoarjo Selamatkan Korban Perampokan di Gresik, Terluka Tembak
-
Jadi Ketum PERBANAS 20242028, Direktur Utama BRI Hery Gunardi Punya Jejak Karir Cemerlang