Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 10 Juni 2022 | 15:28 WIB
Kota Kiev, ibu kota Ukraina, digempur pasukan Rusia. [ANTARA/HO via REUTERS/as]

SuaraJatim.id - Rusia menerima hampir 42.000 pengaduan dari kerabat tentaranya yang hilang di Ukraina. Puluhan ribu aduan itu diterima sejak April lalu.

Pemerintahan Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menerima 41.666 pengaduan terkait tentaranya yang hilang atau ditangkap, per Kamis (9/6/2022).

Pemerintah Rusia sendiri belum merilis angka resmi tentang korban tewas di Ukraina sejak 25 Maret, ketika dikatakan bahwa 1.351 orang tewas selama konflik.

Investigasi independen oleh iStories sejak itu menempatkan korban lebih dari 3.000, berdasarkan data yang tersedia untuk umum dari otoritas lokal dan media sosial.

Baca Juga: Volkswagen Akan Berikan Kompensasi Finansial Bagi Karyawan di Pabrik Nizhny Novgorod

"Tipe orang yang menulis surat kepada presiden biasanya setia, tetapi apolitis," kata Konsultan Politik dan mantan penulis pidato Putin, Abbas Gallyamov mengutip dari Timesindonesia.co.id, Jumat (10/6/2022). 

"Ini adalah orang-orang biasa, dengan mentalitas tradisional dan kepercayaan pada tsar patriarki yang baik hati," kata dia.

Gallyamov mengatakan angka itu hanya untuk beberapa anggota keluarga yang saat ini mencari tentara yang hilang atau ditangkap.

"Kebanyakan dari mereka tidak menulis surat kepada siapa pun, mereka tidak benar-benar percaya bahwa pihak berwenang akan melakukan sesuatu yang baik untuk mereka," tambahnya.

Data di Kremlin tidak menunjukkan berapa banyak keluhan yang telah diproses, atau apakah ada jawaban pasti yang diberikan kepada mereka yang terkena dampak.

Baca Juga: Perang dengan Ukraina Belum Selesai, Liga Premier Tunda Lagi Kontrak Hak Siar dengan Televisi Rusia

Ukraina telah mengatakan pihaknya menahan sekitar 600 tawanan perang Rusia pada awal April. Menurut Kyiv, sejauh ini lebih dari 400 tentara telah ditukar dengan Moskow dalam 14 pertukaran tahanan. Tapi sejauh ini Moskow juga belum merilis angkanya sendiri.

Salah satu organisasi hak-hak tentara terkemuka, Persatuan Komite Ibu Prajurit Rusia mengatakan, telah menerima "beberapa ratus" aplikasi yang meminta informasi tentang prajurit yang hilang.

Load More