Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 16 Juni 2022 | 15:59 WIB
Polisi menurunkan papan bertulis Khilafatul Muslimin dari rumah warga. [Antara]

SuaraJatim.id - Organisasi masyarakat Khilafatul Muslimin disebut melakukan kejahatan tersembunyi atau hidden crimes. Organisasi tersebut memanfaatkan kelengahan dan ketidaktahuan masyarakat.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menjelaskan, Khilafatul Muslimin  bergerak di bawah bayang-bayang, sehingga banyak masyarakat yang tidak menyadari dirinya telah menjadi korban.

"Sehingga dalam permukaan tidak terlihat, tidak dapat diamati dan sering tidak tampak seperti pelanggaran hukum," kata Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Ia menambahkan, ciri-ciri orang yang bergerak dalam hidden crimes tersebut selalu memanfaatkan persona, pendekatan persuasif, dan kewirausahaan.

Baca Juga: Pimpinan Khilafatul Muslimin Surabaya Ditahan Sebab Syiarkan Negara Khilafah

Dia mengatakan kejahatan yang dilakukan Khilafatul Muslimin itu memanfaatkan kelengahan dan ketidaktahuan masyarakat sehingga dimanfaatkan oleh oknum untuk mencari legitimasi.

Selain itu, Fadil juga menyebut bahwa kejahatan yang dilakukan Khilafatul Muslimin bukan lagi termasuk pelanggaran hukum pidana konvensional.

Melainkan masuk dalam kategori offences against the state atau pelanggaran terhadap negara karena telah menentang kedaulatan dari negara demokratis yang sah.

"Jadi kejahatan melawan negara ini bentuknya selalu invisible atau hidden," ujar Fadil.

Lebih lanjut, Fadil mengatakan perlu adanya kesadaran kolektif dari masyarakat untuk mencegah penyebaran ideologi yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila

Baca Juga: Ketua Khilafatul Muslimin Surabaya Raya Aminuddin Mahmud Sebar Khilafah karena Ingin Mendirikan Negara Baru

"Tentunya Polda Metro Jaya tidak dapat bergerak sendiri dalam menghadapi dan menanggulangi ormas yang tidak sejalan dengan Pancasila. Tugas kita bersama menjalankan komitmen kebangsaan," tutur Fadil.

Sebelumnya Polda Metro Jaya telah menangkap enam tokoh Khilafatul Muslimin dari berbagai wilayah di Indonesia.

Mereka adalah pemimpin tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, yang ditangkap di Lampung pada Selasa (7/6).

Selanjutnya Polda Metro juga telah menangkap tokoh Khilafatul Muslimin lainnya yang berinisial AA, IN, F, dan SW di Lampung, Medan, dan Bekasi. Sedangkan AS yang berperan sebagai menteri pendidikan ditangkap di Mojokerto, Jawa Timur (Antara)

Load More