SuaraJatim.id - Istilah maggot memang masih asing di kuping orang awam. Maggot ini, dalam istilah umum masyarakat kita sebenarnya sama dengan larva atau belatung.
Hanya saja, biar lebih spesifik para pembudidaya belatung menggunakan istilah maggot ini untuk menyebut larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Maggot ini berasal dari telur BSF, dan akan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa.
Belakangan, maggot ini naik kelas di kalangan para pelaku usaha, sehingga semakin banyak yang membudidayakannya. Manfaat belatung lalat ini banyak sekali; mulai buat pakan ternak burung, unggas, ikan, bahkan jadi pupuk.
Bicara Maggot, kini di Surabaya juga mulai berkembang usaha budidaya larva lalat tersebut. Di Krembangan, warga yang masuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengembangkan budi daya maggot ini.
Baca Juga: Wabah PMK di Probolinggo Masih Tinggi, Tapi Vaksinasi Belum Jelas Sampai Kini
Dinahkodai Ketua Kelompok Tani Krembangan Madani Johan Tri Cahyono, produksi maggot mereka mencapai 100 kilogram per hari. Angka itu sebenarnya bisa digenjot lagi hingga 150-175 kilogram per hari dengan fasilitas yang ada sekarang ini.
"Bahkan, kalau fasilitas raknya ditambahkan, tentu produksi maggotnya akan semakin banyak," katanya dikutip dari Antara, Kamis (23/06/2022).
Ia lantas mengungkap rupa-rupa manfaat budi daya maggot ini. Selain sebagai salah satu solusi mengatasi masalah sampah juga berguna untuk pakan bagi hewan unggas, burung dan ikan.
Menurut Johan, tantangan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk bisa ekspor ke luar negeri realistis dan mungkin bisa diwujudkan. Apalagi, kalau ada kerja sama dengan wilayah lainnya di Surabaya, tentu target itu akan mudah dicapai.
Sementara itu, Camat Krembangan Ario Bagus Permadi menjelaskan, Rumah Maggot ini untuk merespons keberadaan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang ada di Kecamatan Krembangan.
Baca Juga: The Westin Surabaya Peringati Hari Lari Sedunia dengan Menggelar Westin Vertical Run 2022
Saat itu, kata dia, pihaknya diminta untuk mengidentifikasi aset Pemkot Surabaya yang tidak terpakai, sehingga ditemukan aset tersebut. Kebetulan Ketua RW sudah melakukan budi daya Maggot Lalat BSF di lantai 2 Balai RW, sehingga itu dikembangkan ke tingkat kecamatan.
"Jadi, awalnya aset ini untuk maggot, karena masih ada tempat yang tersisa, akhirnya kami ternak ayam dan ikan serta sayuran organik, sehingga produksi maggot itu semuanya terpakai," ujar dia.
Dia menjelaskan tantangan ekspor yang disampaikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi memang menjadi mimpi warga setempat. Sebab, apabila aset itu dimaksimalkan dan bisa berkolaborasi juga dengan tempat lainnya, target ekspor sangat memungkinkan.
"Sementara ini kapasitas produksinya masih 30 persen, kami akan genjot dulu hingga 100 persen, dan selanjutnya baru berpikir untuk ekspor," kata dia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan sudah ada salah satu pabrik yang meminta maggot 6 ton per hari kepada Pemkot Surabaya. Kalau bisa memenuhi 6 ton per hari, dipastikan akan banyak tenaga kerja yang terserap dari MBR Krembangan.
"Kalau dijual Rp 4 ribu per kilogram, berarti 6 ton sekitar Rp 24 juta per hari atau Rp720 juta per bulannya. Kalau saya menargetkan setiap MBR punya penghasilan Rp 3 juta, ada sekitar 240-an orang MBR yang bisa memenuhi target 6 ton ini. Itu hanya satu pabrik saja, belum lagi yang lainnya," kata dia.
Bahkan, kalau maggot lalat itu bisa dikeringkan dan dikirim ke luar negeri atau ekspor, bisa dijual hingga 4 dolar AS dan kalau dikeringkan untuk lokal saja harganya bisa Rp 8 ribu.
"Makanya, saya berharap Krembangan bisa mengembangkan maggot supaya bisa diekspor dan bisa mengentas kemiskinan di Krembangan. Apa saja kebutuhan untuk bisa ekspor itu, nanti kami penuhi fasilitasnya, jadi biarkan warga itu bergerak," kata dia.
Berita Terkait
-
Wabah PMK di Probolinggo Masih Tinggi, Tapi Vaksinasi Belum Jelas Sampai Kini
-
The Westin Surabaya Peringati Hari Lari Sedunia dengan Menggelar Westin Vertical Run 2022
-
Ribuan Galon Air ZamZam Akan Dibagikan Gratis ke Jamaah Haji dari Embarkasi Surabaya
-
Putra Buya Arrazy Hasyim Tertembak Pistol Polisi hingga Riuh PN Surabaya Sahkan Nikah Beda Agama
-
Persiapan MXGP Samota Besok, Kapal Perang TNI AL Merapat
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 3 Baris Bekas di Bawah Rp50 Juta: Irit dan Nyaman, Pilihan Cerdas 2025!
- 37 Kode Redeem FF Max Terbaru 22 Juni: Klaim Diamond, Mytos Fist, dan Bundle Apik
- Luput dari Sorotan, Pemain Keturunan Serba Bisa 21 Tahun Bisa Langsung Masuk Timnas Indonesia Senior
- 5 Pilihan HP OPPO RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Nge-game Kencang, Jernih Buat Foto
- Pemain Keturunan Rp17,3 Miliar Berdarah Curacao Eligible Bela Timnas Indonesia di Ronde 4
Pilihan
-
5 Pilihan Sepatu Onitsuka Tiger untuk Pria, Desain Maskulin Gabungkan Klasik-Modern
-
5 Rekomendasi Sepatu Converse Klasik Terbaik, Kenyamanan dalam Gaya Kasual
-
Rekomendasi 7 Sepatu Lari ASICS: Ringan dalam Kenyamanan, Stabil di Segala Medan
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 128 GB Terbaru Juni 2025
-
Here We Go! Dean James Bakal Cetak Sejarah di Negeri Para Dewa
Terkini
-
Komitmen Berdayakan UMKM, BRI Salurkan Pembiayaan pada Koperasi Penyuplai Bahan Pangan MBG di Riau
-
Daripada Pusing Mikirin Rudal Balistik Iran, Klik Dulu 3 Link Saldo DANA Kaget Ini!
-
Khofifah Dampingi Wapres Gibran Panen Tebu, Jatim Siap Jadi Motor Swasembada Gula Indonesia
-
Dari Mojokerto Mendunia: Kisah Sukses Labuna, Rempah Lokal yang Go Global dengan BRI
-
Tak Kebagian Bansos, Mending Langsung Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini!