Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 26 Juni 2022 | 08:32 WIB
Ketua GP Ansor Surabaya [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Ribut-ribut promosi Holywings berbau SARA yang vial di media sosial berimbas pada cabang kafe di Kota Surabaya Jawa Timur ( Jatim ).

Kini Holywings Surabaya tutup sementara sampai kondisi masyarakat kembali kondusif. Pihak manajemen kafe yang salah satu pemegang sahamnya Nikita Mirzani itu telah melakukan mediasi dengan elemen masyarakat di Polrestabes Surabaya, Sabtu (25/06/2022).

Salah satu elemen masyarakat yang keras memprotes itu adalah GP Ansor Surabaya. Ansor ikut dalam mediasi tersebut dengan perwakilan Holywings.

Mediasi dilakukan selama 3,5 jam. Dalam mediasi itu, kedua belah pihak sepakat untuk menutup outlet Holywings yang ada di Surabaya.

Baca Juga: Siapa GP Ansor? Organisasi yang Belakangan Jadi Sorotan

“Selain menutup sementara, kami juga menuntut agar manajemen meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat dan berjanji tidak mengulangi lagi membuat kegaduhan seperti kemarin,” ujar Afif, Ketua Ansor Surabaya, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.

Afif juga mengatakan, jika Holywings nekat melanggar kesepakatan yang sudah disepakati, dirinya akan bersurat secara resmi ke wali kota Surabaya agar ijin Hollywings dicabut dan tutup permanen.

“Saya akan bersurat jika memang dilanggar agar tutup permanen. Ini tadi juga disaksikan oleh pihak kepolisian jadi kami semua sudah sepakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Taufiq selaku perwakilan manajemen dari Holywings meminta maaf kepada masyarakat atas promosi yang beredar di masyarakat. Dirinya mengaku, jika outlet Holywings Surabaya tidak pernah mengetahui promosi yang disebarkan oleh tim kreatif Hollywings Jakarta.

“Saya meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Untuk penutupan outlet, saya sudah hubungi manajemen di atas dan semuanya sepakat serta terpenuhi. Sekali lagi saya meminta maaf,” ujar Taufiq menegaskan.

Baca Juga: Poster Promosi Minuman Gratis Holywings Disebut Berbau SARA, Afif: Disengaja Merusak Agama

Load More