Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 08 Juli 2022 | 19:38 WIB
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memberikan konfrensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri, Tokyo, Jepang, Jumat (28/8). [Franck ROBICHON / POOL / AFP]

SuaraJatim.id - Bisa dibilang kekerasan politik di Jepang sangat jarang terjadi. Apalagi negara tersebut memberlakukan aturan ketat terhadap kontrol kepemilikan senjata api.

Oleh sebab itu, tewasnya Mantan Perdana Menteri Shinzo Abe usai ditembak orang saat melakukan pidato kampanye politik untuk pemilihan parlemen kemarin mengejutkan dunia.

Setelah dinyatakan kritis, Shinzo Abe akhirnya mengembuskan napas terakhirnya hari ini, Jumat (08/07/2022). Kabar ini disampaikan lembaga penyiaran publik NHK.

Shinzo Abe, polisi 67 tahun itu tewas usai menjadi korban penembakan yang dilakukan Tetsuya Yamagami, mantan pasukan beladiri Jepang. Pelaku kini sudah ditangkap kepolisian.

Baca Juga: Meninggal Dunia Karena Ditembak Saat Berkampanye, Ini Profil Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe

Pelaku ini menembaki Shinzo Abe dari arah belakang dengan senjata buatan sendiri. Saat itu Shinzo Abe sedang berpidato dalam kampanye pemilihan parlemen di wilayah bagian barat dari kota Nara.

Insiden penembakan terhadap Abe merupakan pembunuhan pertama terhadap seorang pejabat atau mantan perdana menteri Jepang sejak zaman militerisme sebelum perang di tahun 1930-an.

Berbicara sebelum pengumuman meninggalnya Shinzo Abe, Perdana Menteri Fumio Kishida sangat mengutuk penembakan itu.

Sementara rakyat Jepang dan para pemimpin dunia terkejut atas insiden penembakan tersebut. Apalagi Jepang selama ini dikenal sebagai negara damai soal urusan politik.

"Serangan ini adalah tindakan brutal yang terjadi selama pemilihan - dasar dari demokrasi kita - dan benar-benar tidak dapat dimaafkan," kata Kishida, berjuang untuk menahan emosinya. ANTARA

Baca Juga: Shinzo Abe Meninggal Dunia Setelah Ditembak, Menlu Retno Ucap Belasungkawa

Load More