SuaraJatim.id - Seorang gadis di Kabupaten Magetan Jawa Timur ( Jatim ) menjadi korban jannji-janji palsu sopir. Ia digagahi sopir dengan modus dijanjikan bakal dinikahi.
Pelaku berinisial KAB (28), warga Kecamatan Panekan. Akibat perbuatannya itu, si sopir harus dikerangkeng polisi untuk mempertanggungjawabkan perbatannya.
KAB menggauli gadis di bawah umur tersebut di tempat kerjannya. Selain itu, dia juga disangka melakukan kekerasan seksual terhadap gadis tersebut.
Seperti dijelaskan Kasat Reskrim Polres Magetan Ajun Komisaris Rudy Hidajanto, pelaku merayu korban hingga mau diajak check-in ke penginapan dan melakukan hubungan layaknya suami istri.
Baca Juga: Penggerebekan Sabung Ayam Diduga Milik Anggota Brimob, Polres Magetan Amankan 13 Orang
"Pelaku ini membujuk dan merayu korban. Usai melakukan hal tersebut diberi janji akan dinikahi meski korban masih usia remaja," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Kamis (28/07/2022).
"Pelaku pun mengajak korban jalan jalan ke Sarangan dan menginap di salah satu penginapan di Jalan Tembus Cemoro Sewu Sarangan pada 11 Juni 2022. Keduanya kenal lewat medsos dan sudah kenal selama setahun," kata Rudy, Kamis (28/7/2022)
Rudy mengungkapkan kelakuan bejat KAB diketahui pihak keluarga dari pelatih bela diri korban. Belakangan, korban jarang ikut latihan dan menanyakan apa alasan bolos latihan beladiri.
Korban pun menceritakan pada guru bela dirinya tentang hubungannya dengan pelaku. Korban juga bercerita sudah menginap bersama pria yang jadi kekasihnya itu dan melakukan hubungan suami istri.
"Akhirnya, pelatih bela diri korban ini melapor ke orangtua korban. Korban pun diajak ngobrol dan ditanya, dan korban akhirnya mengaku ke orang tuanya," ujarnya.
Baca Juga: Sorotan Kemarin: Viral Penggerebekan Sabung Ayam Diduga Milik Anggota Brimob di Magetan
"Orang tua korban pun melapor ke polisi. Kemudian, kami tindak lanjuti, dan menangkap pelaku di rumahnya tanpa perlawanan," kata Rudy.
Karena ulahnya, pelaku dijerat Pasal 81 UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 287 ayat 1 KUHP.
Ancamannya adalah penjara minimal 5 tahun maksimal 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar.
Berita Terkait
-
Komnas Perempuan Tak Setuju Kasus Pelecehan Diviralkan Agar Cepat Ditangani, Ini Alasannya
-
Tradisi Petik Tebu Manten Awali Musim Giling PG Redjosarie, Siap Dorong Pergerakan Ekonomi Warga Magetan
-
Dugaan Pelecehan Seksual: Hasyim Bantah Rayu Anggota PPLN Lewat Video Ucapan Ini
-
Kacau! Sejoli di Magetan Asyik Bermesraan di Rooftop Kafe, Seolah Tak Pedulikan Pengunjung Lain
-
Kronologi Anak Isa Bajaj Alami Kekerasan, Organ Intim Terluka Hingga Tak Bisa Buang Air
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Bawaslu Jatim Minta Hormati Masa Tenang: Jangan Ada Pengumuman Hasil Survei
-
Pesan Penting Said Abdullah untuk Kader PDIP Jatim di Masa Tenang
-
Tega! Kronologi Suami di Gresik Aniaya Istrinya Hingga Meninggal
-
Gunakan Alat Seadanya, Emil Dardak Ikut Turunkan APK
-
APK Calon Kepala Daerah Dibersihkan dari Jalanan Kota Surabaya