Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 02 Agustus 2022 | 23:11 WIB
Ritual bersih desa di Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (2/8/2022). ANTARA/ Asmaul

SuaraJatim.id - Ritual bersih desa di Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kembali digelar pasca dua tahun pandemi Covid-19.

Ritual ini memperingati 1 Suro di Pesarean Prabu Anom, merupakan putra Raja Kadiri, Prabu Sri Aji Joyoboyo.

Panitia acara Bersih Desa Doko, Kecamatan Suryono mengatakan kegiatan ini merupakan agenda tahunan setiap Suro. Selain itu, acara ini juga peringatan Hari Jadi Desa Doko.

"Alhamdulillah bersih Desa Doko ini bisa kembali terlaksana setelah dua tahun hanya dilaksanakan secara sederhana karena pandemi Covid-19," kata Suryono di Kediri, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga: Tepati Janji Tak Selebrasi Usai Bobol Gawang Persik, Youssef Ezzejjari: Saya Masih Cinta Kediri

Ia mengatakan, dalam ritual juga dibawa gunungan yang berisi hasil bumi sebagai wujud syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan selama ini. 

"Kegiatan ini digelar harapan semoga kehidupan warga Desa Doko ini selalu makmur, tenteram dan damai," kata dia.

Dalam ritual ini, selain melakukan kirab gunung berisi hasil bumi, peserta juga membawa serta minuman fermentasi. Minuman itu disebut bagian dari sejarah, sehingga selalu disajikan saat ritual bersih desa.

Menurut Suryono, pernah ada ide minuman fermentasi itu diganti dengan jenis minuman lainnya namun ditolak, karena tidak sesuai dengan tradisi peninggalan leluhur, sehingga minuman fermentasi tetap disajikan.

Acara bersih desa diikuti para peserta yang terdiri dari orang dewasa hingga remaja. Mereka yang merupakan remaja putri membawa berbagai macam bunga sedangkan yang putra membawa gunungan berisi hasil bumi.

Baca Juga: Tak Ada Chant Hinaan dan Rasis, Kapten Bhayangkara FC Angkat Topi buat Suporter Persik

Seluruhnya dikirab dari rumah sesepuh desa menuju ke Pesarean Prabu Anom. Saat sampai di lokasi, seluruhnya diletakkan di area pesarean. Sedangkan untuk minuman fermentasi ditaruh di depan makam Prabu Anom.

Sesepuh desa juga membacakan doa-doa dan setelahnya isi dari gunungan menjadi rebutan warga. Mereka percaya jika berhasil membawa hasil bumi akan membawa berkah.

Vita, salah seorang pengunjung mengaku sengaja datang ke lokasi pesarean ini. Dirinya ingin melihat langsung prosesi ritual bersih desa.

"Ini sengaja datang. Dulu saat pandemi tidak seramai sekarang acaranya, jadi sekaligus ingin melihat proses ritual bersih desanya," kata Vita.

Prabu Anom merupakan anak dari Raja Kadiri, Prabu Sri Aji Joyoboyo. Prabu Anom yang juga bernama Pangeran Pati ini ke berguru ke dua pendeta yaitu Ki Ageng Dhoho (Pendeta yang tua) dan Ki Ageng Dhoko (Pendeta yang muda), yang mengabdi di Kerajaan Kadiri.

Ki Ageng Dhoho diberi tugas untuk menguasai dan menjaga keamanan di sebelah barat Sungai Brantas sedangkan Ki Ageng Dhoko menguasai dan menjaga keamanan di sebelah timur Sungai Brantas.

Prabu Anom atau yang juga disebut Pangeran Pati berguru kepada dua patih (Pendeta) tersebut dalam posisinya sebagai penerus Kerajaan Kediri, namun Prabu Anom meninggal dunia. Hingga kini, lokasi pesarenanya ada di Desa Doko dan selalu diselenggarakan acara saat bulan Suro. [Antara]

Load More