Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 07 Agustus 2022 | 14:05 WIB
Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi (Reuters)

SuaraJatim.id - Amerika ada di mana-mana. Dalam perang Afghanistan, Surian sampai Irak. Kemudian berlanjut ke perang Ukraina vs Rusia, dan kini ikut memanasi ketegangan China vs Taiwan.

Dalam perang terakhir di Eropa, ketika Ukraina dan Rusia konfrontasi, Amerika terang-terangan lewat Presiden Joe Biden dan parlemennya mendukung operasi Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Setelah itu giliran kawasan pasific. Amerika ngeblok ke Taiwan. Amerika lewat Ketua DPR-nya Nancy Pelosi, beberapa waktu lalu berkunjung ke Taiwan yang memicu reaksi keras elite China.

Ini sekaligus menandai titik baru mendidihnya hubungan China dan Taiwan yang kian memburuk dalam beberapa pekan terakhir ini. 

Baca Juga: Senjata Canggih Bakal Dipakai TNI dan Militer AS dalam Super Garuda Shield 2022, Salah Satunya Drone Mini Mirip Capung

Pemerintah Taiwan mengaku terus menerima ancaman militer dari China setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke pulau itu pada 2 Agustus 2022 lalu.

Sejak saat itu, Taiwan terus menerima ancaman militer dari China, menurut keterangan dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (TETO) di Indonesia yang diterima di Jakarta, Sabtu (06/08/2022).

Menurut TETO, China telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut pada 4-7 Agustus dengan latihan tembakan langsung di total 6 wilayah perairan -- sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya -- dan wilayah udara Taiwan.

"Latihan militer ini telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan, dan beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan," kata Perwakilan TETO John Chen seperti disampaikan dalam keterangan tersebut.

Pihak Taiwan menilai aksi latihan militer China dapat mengganggu stabilitas kawasan dan selat Taiwan serta mengganggu hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut yang akan melintas di kawasan.

Baca Juga: 3 Orang Tewas Tersambar Petir

"Selain itu, perdamaian di Selat Taiwan sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas regional, dan pada saat bersamaan juga akan mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar diaspora Indonesia di Taiwan," ujar Chen.

Untuk itu, dia meminta kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan.

Sebelumnya, sedikitnya lima otoritas di China mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, sementara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menggelar latihan militer di dekat Taiwan.

Pernyataan itu dikeluarkan tak lama setelah pesawat yang ditumpangi Pelosi mendarat di Bandara Songshan, Taipei, Taiwan, Selasa (2/8) malam.

Kelima otoritas tersebut menganggap kunjungan Pelosi itu telah merusak fondasi kemitraan China-AS dan China akan mengambil tindakan yang diperlukan guna melindungi kedaulatan dan integritas wilayahnya.

Semua konsekuensi harus ditanggung oleh AS dan kelompok separatis "kemerdekaan Taiwan", kata pihak Kemenlu China dalam pernyataan itu.

Kelima otoritas China tersebut adalah Kementerian Luar Negeri (MFA), Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC), Komite Sentral Partai Komunis China (CPC) Urusan Taiwan, Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC) Urusan Luar Negeri, dan Kementerian Pertahanan Nasional (MND).

Tak lama setelah Pelosi mendarat di Taiwan, Komando Armada Timur PLA langsung menggelar latihan dan operasi militer bersama di sekitar Pulau Taiwan.

Ketika China menggelar latihan besar-besaran di sekitar Taiwan, dalam waktu dekat militer Amerika menggelar latihan bersama dengan TNI di Kalimantan. ANTARA

Load More