Akun Twitter suporter Persebaya lainnya mengingatkan betapa gas air mata ini berbahaya bagi penonton di dalam tribun. Akun @e_u10 itu mengunggah dua foto epik saat kerusuhan tahun 2012 dan 2022. Dalam foto itu nampak seorang ayah yang seorang Bonek dan Aremania menggendong anaknya menyelamatkan diri di stadion.
Unggahan itu dikomentari warganet seperti ini: "10 tahun tetep saja tidak ada perubahan. Semoga orang2 @PSSI mundur dan rombak total
agar lahir sepak bola sehat di indo," tulis akun el patron @ohkick.
Sementara itu soal penggunaan gas air mata ini, Kapolri Jenderal Sigit Sulistyo mengatakan bakal mendalami terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tahapan yang dilakukan oleh satgas maupun tim pengamanan.
Termasuk informasi adanya upaya penyelamatan terhadap pemain serta offisial Persebaya dan Arema. "Semua kita dalami," ujarnya.
Nantinya menjadi satu bagian yang akan diinvestigasi secara tuntas. Baik dari sisi penyelenggara, pengamanan dan pihak yang perlu dilakukan pemeriksaan untuk menuntaskan memberikan gambaran peristiwa. "Sehingga ditemukan siapa yang nantinya bertanggungjawab," kata Listyo sigit menambahkan.
Sementara itu, untuk tindak lanjut investigasinya, Listyo Sigit mengatakan pihaknya bersama tim akan melaksanakan pengusutan terkait proses penyelenggaraan dan pengamanan.
Aremania deadline polisi 7 tangkap tersangkanya
Ratusan Aremania dari Malang Raya berkumpul di depan Stadion Gajayana Malang. Selain menyalakan lilin sebagai bentuk duka cita yang mendalam, para suporter ini juga melakukan pertemuan dadakan.
Salah satu perwakilan Aremania Gus Durian, Dersey, mengatakan jika pertemuan di depan Gajayana itu merupakan gerakan spontanitas para suporter setelah pecahnya tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang memakan ratusan nyawa.
Baca Juga: 14 Tragedi Terbesar di Stadion Sepak Bola dalam 40 Tahun Terakhir
"Ini kan spontanitas dari temen-temen Aremania korwil yang ada di Malang Raya dan di seluruh negeri yang merasa bagian dari Aremania. Pertama, ini sebagai bentuk empati atas meninggalnya dulur-dulur kita yang menjadi korban di Kanjuruhan kemarin, acara ini pure simpati, tidak ada yang menggerakkan dan mengalir apa adanya," ujar Dersey, Minggu (2/10/2022) malam.
Dalam pemanjatan doa dan pertemuan dadakan ini, tercetuslah keinginan suporter Singo Edan Malang agar Kepolisian segera mencari tersangka atas tragedi Kanjuruhan tersebut.
"Harus ada yang bertanggung jawab, siapapun itu namanya Panpel atau siapapun. Sampai terjadi insiden terbunuhnya Aremania harus ada yang bertanggung jawab. Karena tidak mungkin (terjadi) insiden seperti itu apabila tidak ada yang menggerakkan, dan kita betul-betul ingin proses hukum berjalan seadil-adilnya terhadap dulur-dulur kami yang meninggal," kata Dersey.
Aremania akan mengawal kinerja kepolisian guna melakukan pengusutan tragedi ini. Mereka juga mendesak polisi agar segera memutuskan siapa saja tersangka dan dalang di balik tragedi ini.
"Kami tidak akan mundur sejengkal pun, sampai proses hukum dan siapapun yang bisa menjadi tersangka, yang bertanggungjawab tragedi itu ditindak seadil-adilnya. Dan siapapun yang terlibat harus dibuka terang benderang, sebelum temen-temen Arema ini bergerak dengan cara-cara yang tidak prosedural," ujarnya.
Selain itu, Aremania juga akan mengikuti proses hukum yang berlaku, dan jika dalam waktu 7 hari kepolisian tak menetapkan tersangka, maka mereka akan turun ke jalan dengan massa yang cukup besar guna mencari tersangka sendiri.
Berita Terkait
-
14 Tragedi Terbesar di Stadion Sepak Bola dalam 40 Tahun Terakhir
-
Said Didu ke Mahfud MD Soal Tragedi Kanjuruhan: Pembelaan Bapak Kepada Polisi Sudah Lebih dari Cukup
-
Aremania se-Malang Minta Tetapkan Tersangka Tragedi Kanjuruhan: Ratusan Orang Dibunuh di Depan Mata Ribuan Orang
-
Aremania Soal Ratusan Korban dalam Tragedi Kanjuruhan: Ini Pembantaian, Ditembaki Gas Air Mata tapi Pintu Ditutup
-
Fakta-fakta tentang Gas Air Mata di Balik Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Terpopuler
- Kata-kata Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saat Ini Kan Saya...
- Kata-kata Ivar Jenner Usai Tak Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
-
7 Rekomendasi HP 2 Jutaan dengan Spesifikasi Premium Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Puluhan Siswa SD di Riau Keracunan MBG: Makanan Basi, Murid Muntah-muntah
Terkini
-
Tanggap Bencana, BRI Peduli Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak Gempa Poso
-
Bansos Berujung Judi Online? DPRD Jatim Desak Sanksi Berat untuk Penerima Nakal
-
Dana Transfer Dipangkas, DPRD Jatim Beri Peringatan Keras
-
Apresiasi pada Paskibraka Nasional, BRI: Dukungan terhadap Dedikasi dan Kedisiplinan
-
Bella Anjani Mahasiswi IKADO Surabaya Dorong Generasi Z LAWAN 'Narsisme' dengan Buku Ilustrasi