SuaraJatim.id - Penggunaan gas air mata dalam pengamanan suporter di dalam stadion, terutama di tribun penonton memicu kritik dan kegeraman publik dalam tragedi Kanjuruhan Malang ini.
Gas Air Mata ini disinyalir sebagai pemicu kepanikan yang berujung pada kerusuhan. Akibatnya, ribuan suporter yang panik di tribun kemudian berdesakan keluar hingga menyebabkan 448 korban, dan 125 diantaranya meninggal dunia.
Kerusuhan sendiri terjadi setelah tim Arema FC dikalahkan rivalnya Persebaya Surabaya dengan sekor 2-3. Kerusuhan pecah beberapa menit setelah laga berakhir. Polisi menembakan gas air mata untuk meredakan kerusuhan.
Gas air mata ini ditembakkan ke arah tribun penonton sehingga memicu kepanikan. Di dalam stadion itu tidak hanya berisi pria dewasa, namun ada anak-anak, orang tua, perempuan hingga remaja. Mereka berdesakan keluar.
Baca Juga: 14 Tragedi Terbesar di Stadion Sepak Bola dalam 40 Tahun Terakhir
Baru-baru ini sebuah video menyesakkan dada viral. Dalam video itu terlihat bertapa pengapnya saat ribuan orang berjubel keluar dari tribun namun kondisi gerbang terkunci. Pria, wanita dan anak-anak berjubel berdesakan di tangga keluar stadion Kanjuruhan.
Sementara di dalam stadion, polisi menembaki suporter menggunakan gas air mata. Padahal, penggunaan gas air mata jelas melanggar aturan FIFA dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19. Dalam aturan itu menegaskan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion.
Pristiwa di Kanjuruhan ini mengingatkan pada peristiwa serupa pada Minggu, 3 Juni 2012 silam di Stadion Gelora 10 Nopember Tambak Sari Surabaya. Harinya sama, Minggu. Saat itu Persebaya sebagai tuan rumah sedang menjamu Persija Jakarta. Skor akhir pertandingan sama kuat 3-3.
Bonek tidak puas sehingga terjadi insiden pelemparan. Namun polisi merespons ulah bonek dengan menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Suporter panik. Dan bisa ditebak yang terjadi selanjutnya.
Ribuan suporter meluber ke dalam lapangan. Ada juga yang berdesak-desakan ke pintu keluar stadion. Puluhan Bonek mengalami luka-luka akibat berdesakan antar penonton saat itu. Sementara satu orang dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.
Lalu, 10 tahun kemudian peristiwa seperti itu terulang kembali. Tragedi Kanjuruhan tentu berbeda dengan di Tambak Sari Surabaya. Jumlah korbannya tidak sama dan eskalasi kerusuhan tidak sepadan. Namun pemicu dari kerusuhan itu bisa dibilang sama, yakni: Tembakan Gas Air Mata.
Inilah yang kemudian disorot oleh publik. Bonek pun tak kalah kerasnya menyuarakan persoalan tersebut. Di akun media sosial Twitter misalnya. Bonek mengkritik kepolisian terkait penggunaan gas air mata. Ini nampak dari akun Instagram Polres Malang.
Dalam salah satu unggahan sebelum laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Polres Malang membuat ajakan suporter untuk tak membawa flare ke stadion. Namun kenyataanya polisi yang justru menggunakan gas air mata di dalam stadion yang penuh, bahkan banyak wanita dan anak-anak.
"Matikan flare, lempar gas air mata," sindir akun @dzak***.
"Aku Bonek pak. Tapi tindkan anggotamu gak masuk blas, cok!!!," tulis akun @ydst***.
"Aku Bonek tapi tindakanmu ngawur dengan menembak gas air mata dikira bisa bubar dengan kapasitas suporter full kaya gitu? Itu sama saja ada orang di dalam botol terus sampean semprot Baygon, itu penertiban atau penyiksaan," tulis akun @bond****.
Berita Terkait
-
14 Tragedi Terbesar di Stadion Sepak Bola dalam 40 Tahun Terakhir
-
Said Didu ke Mahfud MD Soal Tragedi Kanjuruhan: Pembelaan Bapak Kepada Polisi Sudah Lebih dari Cukup
-
Aremania se-Malang Minta Tetapkan Tersangka Tragedi Kanjuruhan: Ratusan Orang Dibunuh di Depan Mata Ribuan Orang
-
Aremania Soal Ratusan Korban dalam Tragedi Kanjuruhan: Ini Pembantaian, Ditembaki Gas Air Mata tapi Pintu Ditutup
-
Fakta-fakta tentang Gas Air Mata di Balik Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
BRI Hadir di GFL Series 3, Bukti Nyata Komitmen Ikut Membina Generasi Muda
-
Tinjau Normalisasi Sungai di Pamekasan, Gubernur Khofifah Pastikan Daya Tampung Air Kembali Normal
-
Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Klaim Link DANA Kaget Hari Ini
-
Bagi-bagi 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim! Berpeluang dapat Rp149 Ribu
-
Jadi Sumber Ekonomi, Sampah Bisa Dilacak dan Menghasilkan Uang