SuaraJatim.id - Di tengah maraknya konten media sosial yang membahas Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD), seorang mahasiswi Desain Komunikasi Visual (DKV) dari Institut Informatika Indonesia (IKADO) Surabaya, Bella Anjani Setiadi, meluncurkan proyek tugas akhirnya yang inovatif.
Berbeda dengan pendekatan teoretis yang kaku, Bella merancang sebuah buku ilustrasi berjudul "Aku, Kamu, & Narsistik" untuk mengedukasi remaja usia 13-18 tahun tentang bahaya narsisme dan cara mengelolanya secara sehat.
Proyek ini bermula dari keprihatinan Bella terhadap informasi yang kurang valid seputar narsisme yang beredar luas di media sosial.
Sering kali, istilah NPD digunakan secara sembarangan, menciptakan kebingungan di kalangan remaja yang sedang dalam masa krusial pembentukan identitas.
Melalui riset mendalam dan wawancara dengan psikolog, Bella menemukan bahwa buku ilustrasi adalah media yang paling efektif untuk menjangkau target audiensnya.
"Remaja cenderung lebih mudah menyerap informasi yang disajikan secara visual dan naratif," ujar Bella.
Buku "Aku, Kamu, & Narsistik" bukan sekadar buku teori. Dengan 82 halaman penuh warna, buku ini menyajikan konsep narsisme dan NPD melalui cerita-cerita sehari-hari yang relatable dengan kehidupan remaja.
Ditulis dengan bahasa semi-formal yang santai dan dilengkapi ilustrasi semi-realis yang ekspresif, buku ini mengajak pembaca untuk mengenali tanda-tanda narsisme pada diri sendiri dan orang lain.
Bella menggunakan karakter-karakter fiktif yang mewakili berbagai kecenderungan narsistik, seperti karakter Jason yang suka adu nasib, atau karakter Naomi yang haus perhatian, agar pesan lebih mudah dipahami.
Baca Juga: Pakar Siber AS Kunjungi IKADO Surabaya, Bongkar Rahasia Keamanan Infrastruktur Digital
Bella berharap proyek ini tidak hanya menjadi syarat kelulusan, tetapi juga dapat menjadi panduan praktis bagi remaja untuk membangun kesehatan mental yang lebih baik.
"Saya ingin buku ini menjadi teman yang membantu mereka mengenali diri sendiri, mengelola ego, dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam berinteraksi sosial," ungkap Bella.
Selain buku fisik, ia juga menyediakan versi digital (e-book) untuk menjangkau lebih banyak pembaca.
Keberhasilan proyek ini telah teruji. Dalam uji coba kepada 21 responden, 74% peserta menyatakan sangat tertarik dengan hasilnya, sementara 81% menganggap materi yang disajikan sangat lengkap dan mudah dipahami.
Proyek ini didukung pula dengan media promosi pendukung seperti Instagram feeds, poster, dan berbagai merchandise seperti kaus, topi, dan stiker, yang dirancang untuk memperluas jangkauan edukasi ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
KIK EBA Jadi Syariah Perdana di Indonesia dari BRI Manajemen Investasi
-
Bukan Sekadar Letusan Biasa: PVMBG Ungkap Rekaman Gempa Getaran Banjir Semeru yang Bikin Khawatir
-
Pilu Petani Lombok, Ladang Rusak Diterjang Awan Panas Semeru
-
Di Tengah Keriuhan, Relawan Kesehatan Jadi Penopang Pengungsian Erupsi Semeru
-
Cerita Lansia 90 Tahun Saat Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Semeru