SuaraJatim.id - Institut Informatika Indonesia atau IKADO Surabaya, menyelenggarakan International Guest Lecture bertajuk 'Critical Infrastructure Security and Resilience for Regional Stability'.
Acara itu bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dan Konsulat Amerika Serikat di Medan dan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Kamis (15/5/2025).
International Guest Lecture ini menjadi wadah strategis untuk membahas isu-isu mutakhir dalam bidang keamanan siber yang semakin relevan di tengah tingginya ancaman terhadap infrastruktur digital dan fisik, baik di tingkat nasional maupun regional.
Kegiatan yang digelar di Auditorium IKADO Surabaya serta UMSU dan disambut dengan antusiasme tinggi oleh para peserta.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, pelajar tingkat SMA/SMK, hingga para profesional dan pelaku industri.
Antusiasme tersebut mencerminkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap tantangan keamanan digital serta pentingnya edukasi publik dalam menciptakan ekosistem siber yang tangguh.
Acara ini menghadirkan Dr. Paulus Wahjudi, seorang profesor di Marshall University dan Academic Co-Lead di Institute for Cyber Security, Amerika Serikat.
Sebagai pakar yang telah lama berkecimpung di bidang keamanan siber dan teknologi informasi, Wahjudi memberikan pemaparan yang komprehensif mengenai konsep dan praktik terbaik dalam membangun ketahanan infrastruktur kritis, baik dari sisi teknis, kebijakan, maupun sumber daya manusia.
Dalam presentasinya, Dr. Wahjudi menyoroti bagaimana infrastruktur vital seperti sistem energi, air bersih, layanan kesehatan, dan transportasi kini menjadi target utama serangan siber.
Baca Juga: Keren Lur! Karaton Solo Resmi Jadi Kerajaan Pertama di Dunia yang Merilis NFT
"Ketergantungan tinggi terhadap sistem digital yang saling terhubung menjadikan berbagai sektor semakin rentan. Oleh karenanya diperlukan pendekatan keamanan yang lebih adaptif dan holistik," kata dia dalam rilis yang diterima, Sabtu (17/5/2025).
Salah satu pendekatan penting yang ditekankan adalah implementasi arsitektur Zero Trust, sebuah paradigma baru yang menolak asumsi kepercayaan otomatis terhadap perangkat atau pengguna dalam jaringan dan menuntut verifikasi ketat di setiap titik akses.
Acara ini juga dihadiri oleh Genevieve Judson-Jourdain dan Puguh Budi Susetiyo sebagai perwakilan resmi dari Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.
Keduanya menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap terselenggaranya forum ilmiah ini. Dalam sambutannya, Genevieve Judson-Jourdain menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan siber global.
"Tentu perlunya peningkatan kapasitas generasi muda agar mampu menjadi garda depan dalam menjaga keamanan digital di era transformasi teknologi," paparnya.
Kehadiran berbagai elemen masyarakat, dari pelajar hingga profesional, menunjukkan bahwa isu keamanan infrastruktur tidak lagi menjadi ranah eksklusif teknisi atau pemerintah saja, melainkan merupakan tanggung jawab bersama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
BRI Tegaskan Komitmen Dukung Asta Cita Lewat Akselerasi KPR FLPP
-
DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
-
Daftar 21 Tersangka Kasus Korupsi Dana Hibah Jawa Timur
-
Bakar Perlengkapan Salat, RD Klaim Perempuan Tak Boleh Salat di Masjid
-
Anggota DPR RI Minta Semua Bangunan Pesantren Diaudit