Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 31 Oktober 2022 | 08:40 WIB
Ilustrasi mayat perempuan. (BeritaJatim)

SuaraJatim.id - Kemarin warga di Desa Kesemen Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto Jawa Timur ( Jatim ) digegerkan dengan meninggalnya seorang pelajar SMA berinisial DFR (18).

Remaja ini ditemukan tewas menggantung di rumahnya. Belum diketahui pasti motif anak baru gede (ABG) itu sampai akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri.

Peristiwa ini bisa menjadi pelajar bagi orang tua agar mengenali kondisi anaknya. Jangan dibiarkan sendirian dan terus dampingi ketika melihat kondisi anak yang mulai banyak diam dan depresi.

Nah, berikut ini sejumlah fakta kasus tragis kematian pelajar di bumi Majapahit tersebut, seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com:

Baca Juga: Darto Depresi Berat Gegara Penyakitnya Tak Kunjung Sembuh, Jalan Pintas Pun Diambil

1. Masih berstatus pelajar

DFR masih berstatus pelajar jelas XII SMA di Mojokerto. Ia ditemukan sudah meninggal dunia dalam posisi menggantung di dalam rumahnya di Desa Kesemen RT 01 RW 03, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Minggu (30/10/2022) sekira pukul 09.00 WIB.

Anggota Reskrim Polsek Ngoro bersama Petugas Identifikasi Sat Reskrim Polres Mojokerto melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) setelah mendapatkan laporan. Saat dilakukan pemeriksaan oleh bidan desa, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Dari lokasi kejadian, petugas mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya, satu utas tali tambang warna biru, satu buah kaos oblong warna hitam dan satu buah celana pendek warna hitam.

2. Korban dikenal jarang bergaul

Baca Juga: Malang hingga Sidoarjo Alami Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Mojokerto Turut Antisipasi

Sebelum ditemukan gantung diri, korban dikenal sangat pendiam dan jarang bergaul dengan temannya. Ia juga sering menyendiri. Padahal keluarga merasa tidak ada yang salah dengan korban.

3. Korban anak tunggal

DFR juga merupakan anak tunggal atau semata wayang di keluarganya. Ibunya, Umi Rokhani (41), memergoki sendiri saat anaknya gantung diri. Saat itu Ia baru saja pulang dari pengajian rutin.

Mengetahui anaknya gantung diri, ibunya segera berteriak meminta tolong dan dibantu keluarga dan tetangga berupaya melepas jeratan di leher korban menggunakan pisau dapur. Namun nahas, nyawa korban sudah tidak tertolong.

"Saksi (ibu korban) yang pertama kali menemukan korban dalam kondisi tergantung. Saat itu juga saksi berupaya mengangkat korban yang sudah gantung diri sembari berteriak meminta tolong. Setelah korban diturunkan, kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia," ungkap Kanit Reskrim Polsek Ngoro AKP Syaiful Hadi.

4. Diduga depresi penyebabnya gantung diri

Korban dinyatakan tewas akibat gantung diri. Pihak keluarga juga tidak bersedia jika korban divisum dan otopsi sehingga pihak keluarga membuat surat pernyataan dan jenazah korban langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan ke pemakaman umum desa setempat.

"Berdasarkan keterangan keluarga dan tetangga, beberapa pekan terakhir korban cenderung diam dan menyendiri. Diduga akibat depresi itu korban nekat mengakhiri hidupnya, bukan karena permintaannya tidak dituruti ataupun soal asmara. Motifnya masih kami dalami," katanya menambahkan.

Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.

Load More