Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 31 Oktober 2022 | 14:05 WIB
Ortu Diminta Bijak dan Tak Panik di Tengah Serangan Kasus Gagal Ginjal Akut Anak
Ilustrasi seorang dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut. [ANTARA FOTO/Ampelsaa/hp].

SuaraJatim.id - Sampai saat ini ada ratusan anak di Indonesia dilaporkan mengidap gagal ginjal akut. Sejak beberapa waktu lalu, kasus ini membuat panik para orangtua di negeri ini.

Penyakit ginjal tersebut kali pertama terungkap pada pasien anak-anak di Rumah Sakit Profesor Dr. Ngoerah Denpasar, Bali, yang dirawat sejak bulan Agustus 2022, namun baru diketahui mengalami gejala gagal ginjal akut sekira pertengahan September lalu.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Bali Bali dokter I Gusti Ngurah Sanjaya Putra menyebut terdapat satu kesamaan dari sebagian besar kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak, khususnya yang dirawat di RSUP Prof. Ngoerah.

Dari 17 orang anak yang ditangani, kasus seperti itu memiliki keterkaitan satu sama lain, tapi belum dianggap sebagai penyebab. Karena ada MISC (multisystem inflammatory syndrome in children), banyak juga kasus yang sama di luar.

Baca Juga: Tim Labfor Mabes Polri Teliti Sampel Pasien Korban Gagal Ginjal Akut

Dari hasil pemeriksaannya, sebagian besar anak penderita acute kidney injury (AKI) misterius itu memiliki hasil tes antibodi positif sehingga ada kemungkinan sebelumnya pasien pernah tertular COVID-19.

Dari tes antibodinya positif, itu menandakan terbentuk antibodi alamiah, menandakan pernah menderita COVID-19 yang tidak diketahui orang tuanya, dan ini yang banyak kasusnya.

Dari 17 pasien yang dirawat di RSUP Prof. Ngoerah sejak Agustus 2022, enam di antaranya mengalami perburukan yang cepat sehingga tak menjalani tes, sementara sisanya memiliki antibodi positif.

Tetapi ada pasien yang negatif, diulang pemeriksaannya, karena gejalanya sama dan hasilnya tetap negatif. Sampai saat ini pihaknya belum bisa pastikan ini karena MISC sehingga masih disebutnya AKI misterius, karena dari yang baik-baik saja malah fungsi ginjalnya turun drastis.

Dari seluruh pasien, dokter menyebut hanya empat anak yang telah mendapat suntikan vaksinasi COVID-19, lantaran anak lainnya usianya belum mencukupi untuk mendapat dosis vaksin. Di luar kesamaan tersebut, pihaknya menyebut belum ada temuan lain. Saat dilakukan skrining, pihaknya tak menemukan gejala kelainan bawaan, termasuk mengarah kepada penggunaan obat-obat tertentu.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Diduga Lakukan Ini hingga Buat Ambu Anne Ngotot Gugat Cerai, Gagal Ginjal Akut Sebabkan 3 Anak Meninggal

Rata-rata mereka sehat dan cuma batuk, pilek, muntah, diare, tapi tanda dehidrasinya tidak sesuai dan ada gangguan kencing, bahkan tidak kencing sampai 24 jam, kadang orang tua merasa anaknya baik-baik saja.

Disebutkan dari 17 pasien di RSUP Prof. Ngoerah didominasi oleh balita dan empat pasien dengan usia di atas 6 tahun, 11 di antaranya meninggal dunia, satu anak melakukan perawatan dan lima lainnya sudah dapat beraktivitas dan menjalani pemeriksaan rutin.

Rata-rata mereka meninggal dalam keadaan fungsi ginjal sangat terminal, yang di sebut gagal ginjal akut. "Susah kalau sudah keadaan itu," katanya.

Laju filtrasi glomerulus normalnya di atas 90 ml/menit/1,73 meter kuadrat, sedangkan mereka datang di bawah 15 ml/menit/1,73 meter kuadrat. Di tengah maraknya kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang ratusan anak di Indonesia secara mendadak ini, Sanjaya menekankan bahwa penyakit ini berbahaya.

Sebab, angka kematian kasus AKI cukup tinggi sehingga perlu waspada dan melakukan deteksi sedini mungkin. Kalau ada gejala infeksi saluran cerna dan tidak kencing harus segera diperiksa karena akan berdampak berat kalau harus cuci darah sampai terminal berat bisa meninggal.

Jangan panik

Load More