Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 07 November 2022 | 15:25 WIB
Ilustrasi ternak sapi (Antara/Aloysius Jarot Nugroho).

SuaraJatim.id - Setelah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyebabkan kematian ratusan hewan ternak di Jawa Timur ( Jatim ) beberapa waktu lalu, kini muncul penyakit ternak baru lagi.

Penyakit baru ini bernama Lumpy Skin Desease (LSD) disebabkan serangan virus pox yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan jenis hewan ruminansia liar lainnya.

Kasus pertama di Pulau Jawa ini kali pertama ditemukan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Penyakit hewan ternak inilah yang sekarang diantisipasi oleh Dinas Peternakan Provinsi Jatim.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan kalau kasus LSD ini pertama kali ditemukan di Provinsi Riau Sumatera pada Februari 2022 silam.

Baca Juga: PNM Malang Berikan Bantuan untuk Korban Bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor

"Dua pekan lalu, penyakit LSD dilaporkan sudah masuk di Kendal, Jawa Tengah," kata Khofifah seperti dikutip dari ANTARA, Senin (07/11/2022).

Untuk itu, Gubernur Khofifah meminta seluruh kepala daerah, utamanya Kepala Dinas Peternakan kabupaten/kota di Jatim agar mengambil tindakan konkrit.

Langkah kongkrit yang dimaksud adalah mempercepat vaksinasi LSD pada sapi perah maupun sapi potong di Jatim.

"Apabila ada sapi di Jatim yang terindikasi terinfeksi LSD atau sudah tertular dengan vektornya, segera dilakukan tindakan nyata, salah satunya memberikan vaksin," ujar dia.

Gubernur Khofifah mengatakan penyebaran penyakit LSD berbeda dengan penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyakit PMK penyebarannya melalui udara, sedangkan LSD ditularkan oleh vektor meliputi nyamuk, lalat penghisap darah dan juga caplak.

Baca Juga: Berkat Link Video Kebaya Merah, Polisi Amankan Pemain: Lengkap Kronologi

Gejala hewan ternak mengidap LSD timbul nodul 1-7 sentimeter yang biasanya ditemukan pada daerah leher, kepala, kaki, ekor dan ambing. Pada kasus berat nodul-nodul ini dapat ditemukan di hampir seluruh bagian tubuh.

"Munculnya nodul ini biasanya diawali dengan demam hingga lebih dari 40,5 derajat Celcius. Nodul pada kulit tersebut jika dibiarkan akan menjadi lesi nekrotik dan ulseratif," kata Khofifah.

Tanda klinis lainnya, yaitu lemah, adanya leleran hidung dan mata, pembengkakan limfonodus subscapula dan prefemoralis, serta dapat terjadi oedema pada kaki.

Selain itu, LSD juga dapat menyebabkan abortus, penurunan produksi susu pada sapi perah, infertilitas dan demam berkepanjangan hingga mengenai daging sapi.

"Informasi yang kami dapat penyakit LSD ini cepat sekali menular dari kandang hewan sapi, dibandingkan dengan sapi lepas," kata dia menambahkan.

Meskipun tidak bersifat menular kepada manusia, Khofifah menegaskan LSD berpotensi menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian yang ditimbulkan pada sapi, antara lain kehilangan berat badan karena tidak bernafsu makan.

Selain itu, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit.

Load More