Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 15 November 2022 | 16:14 WIB
Kondisi proyek Sambikerep di Kota Surabaya [SuaraJatim/Dimas Angga]

Namun demikian, kata Indrajid, pasca kedatangan Wawali Armuji ke lokasi proyek dan videonya tersebar ke media sosial, justru membuat warga resah.

"Malah dikira (warga) saya yang laporan (ke Wawali Armuji), cari-cari masalah. Padahal tidak ada masalah sebetulnya," lanjut dia.

Saat ditanya apakah tujuan sidak Wawali Armuji juga untuk pencitraan, Indrajid berkata, tak ingin mencampuri urusan pribadi orang. Hanya saja, saat Armuji melakukan sidak, dirinya juga turut berada di lokasi dan masuk terekam ke dalam video TikTok Wawali.

"Saya dikira warga seakan-akan kayak golek (cari) pamor. RTne dikira melok-melok sisan (RT-nya dikira ikut-ikut sekalian). Karena saat itu saya ada di dekat Armuji, masuk video juga. Jadi dilema saya ini jadi pengurus kampung seperti ini," keluhnya.

Baca Juga: Perawat di Surabaya Diadili Gegara Behel Gigi Pelanggannya Gampang Lepas

Sekarang ini, proses pembangunan saluran dan pavingisasi di Dukuh Bulu Lontar dikatakan Indrajid hampir rampung. Ia menyebut, jika pembangunan jembatan ini dimulai sekitar Agustus 2022. "Sedangkan pavingisasi tinggal jarak 50 meter dari jembatan selesai," tambah dia.

Sementara Wakil Ketua RT 02 / RW 04 Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, Achmad Firdaus menyatakan hal sama. Dirinya juga meminta agar Wawali Armuji tidak membesar-besarkan masalah di kampungnya. Meski faktanya, proyek pembangunan saluran dan jembatan di kampungnya tidak ada masalah.

"Jangan membesar-besarkan masalah, wong di sini lho ndak ada apa-apa kok pak (Armuji). Proyek di sini ndak ada apa-apa, aman-aman saja," tegas Achmad Firdaus.

Kendati demikian, Firdaus meminta kepada Wawali Armuji agar kampungnya tak digunakan untuk kebutuhan konten TikTok. Dia pun sungguh menyayangkan video konten TikTok Armuji yang justru membuat kampungnya terkenal negatif.

"Cuma di sini tolong jangan dibuat konten TikTok gitu. (Dukuh) Bulu malih terkenal, desaku malih terkenal lho ngene iki pak. Terkenal gak apik, terkenal elek malihan," ujarnya.

Baca Juga: Yuk Mengenal Enam Motif Batik Khas Surabaya yang Sudah Dipatenkan Ini

Load More