Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 16 November 2022 | 11:27 WIB
Ilustrasi rudal jatuh dan meledak (Citra satelit 2022 Maxar Technologies/HO via Reute)

SuaraJatim.id - Eropa memanas lagi. Kali ini Polandia. Sebuah rudal jatuh dan meledak di sana, Selasa (15/11/2022). Rudal yang jatuh itu disebut-sebut milik Rusia.

Merespons masalah itu, Indonesia di sela-sela KTT G20 menyerukan perdamaian, termasuk menghentikan perang berlarut-larut antara Rusia dan Urkraina.

Sebelumnya, sebuah rudal jatuh di sebuah desa di Polandia. Akibat rudal yang jatuh kemudian meledak ini menyebabkan dua orang meninggal dunia.

"Indonesia senantiasa menyerukan agar pihak-pihak yang berseberangan saat ini untuk mengupayakan cara-cara damai," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah ketika ditemui di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pada Rabu.

Baca Juga: Rudal Jatuh di Polandia, Apakah Pintu Masuk NATO di Perang Ukraina?

Seruan tersebut, kata Faizasyah, berangkat dari prinsip politik luar negeri bebas aktif Indonesia yang senantiasa konsisten mengharapkan kondisi internasional yang baik dan kondusif bagi negara-negara dunia.

Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan bahwa sejauh ini Polandia tidak memiliki bukti konklusif yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal yang menyebabkan ledakan di fasilitas pengeringan biji-bijian tersebut.

Duda mengatakan bahwa kemungkinan besar Polandia akan mengupayakan konsultasi berdasarkan Pasal 4 aliansi militer NATO setelah ledakan itu.

Duda berbicara setelah Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa Polandia akan meningkatkan pengawasan wilayah udaranya setelah insiden tersebut.

“Kami memutuskan untuk meningkatkan kesiapan tempur unit terpilih angkatan bersenjata Polandia, dengan penekanan khusus pada wilayah udara,” ujar dia.

Baca Juga: Rusia Bantah Tembakkan Rudal Ke Polandia: Ini Provokasi!

Di lain pihak, Kementerian Pertahanan Rusia membantah bahwa rudal Rusia menghantam wilayah Polandia dan menggambarkan laporan itu sebagai "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk memanaskan situasi".

"Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan alat penghancur Rusia,” kata Kemlu Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang ledakan di Polandia.

Rusia membantah

Rusia menggempur kota-kota di seluruh Ukraina dengan rudal pada Selasa, (15/11/2022). Serangan itu menurut Kiev adalah gelombang serangan rudal terberat dalam hampir sembilan bulan perang.

Beberapa rudal menghantam Lviv, yang berjarak kurang dari 80 kilometer dari perbatasan dengan Polandia. 

Dalam beberapa hari terakhir Rusia memang gencar menyerang Ukraina. Kemarin, negeri Presiden Vladimir Putin melancarkan serangan drone yang mematikan di, Kyiv.

Setidaknya ada lima serangan di ibu kota. Wali kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan sebuah bangunan tempat tinggal di distrik Shevchenkivsky juga terkena.

Ini memicu kebakaran dan merusak beberapa bangunan lain. Dilaporkan ada tiga korban tewas dan 19 orang berusaha diselamatkan dari runtuhan puing, termasuk seorang wanita tua.

Serangan ini terjadi tepat seminggu setelah rudal Rusia menghujani Kyiv dan kota-kota lain pada 10 Oktoberm dalam gelombang serangan terbesar di beberapa bulan terakhir.

Serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya 19 orang, melukai 105 lainnya dan memicu kecaman internasional.

Di sisi lain, serangan Rusia menghancurkan infrastruktur strategis di sejumlah kota. Moskow diyakini tengah melancarkan strategi "merusak fasilitas energi" Ukraina sebelum musim dingin guna melemahkan perlawanan.

Load More