SuaraJatim.id - Kasus kematian empat orang yang masih satu keluarga di Kalideres lima hari lalu, Sabtu (12/11/2022), menyisakan tanda tanya besar bagi publik. Kematian mereka dinilai tak lazim.
Keempat orang ini ditemukan meninggal dalam kondisi mengering, dan hasil autopsinya menunjukkan kalau perut mereka kosong. Peristiwa yang menggemparkan warga ini terjadi di kawasan Kalideres.
Satu keluarga yang meninggal di dalam sebuah rumah di Citra Garden 1 Kalideres tersebut sudah diidentifikasi atas nama Rudyanto Gunawan (71) dan Margaretha Gunawan (68).
Lalu, anak dari keduanya yakni Dian (40) serta Budyanto Gunawan (69), ipar Rudyanto. Mereka ditemukan mengering dan polisi menyebutkan jika tidak ada tanda kekerasan pada 4 orang tersebut.
Baca Juga: Melalui WGS Pemkot Surabaya Temukan 9 Kasus Covid-19 Varian XBB
Sampai saat ini kepolisian masih menyelidiki penyebab kematian empat orang yang masih satu keluarga itu. Namun begitu, muncul banyak spekulasi dan dugaan kalau mereka mempraktikkan ajaran sekte sesat apokaliptik.
Pertanyaannya, apa itu sekte apokaliptik? Dilansir dari beritajatim.com jejaring media suara.com, sekte ini merupakan keyakinan seseorang atau sekelompok orang untuk menghadapi kehancuran dunia atau hari kiamat (dooms day).
Apokaliptik merupakan aliran yang percaya akan datangnya penghakiman Tuhan karena dunia ini sudah rusak dan akan digantikan oleh dunia baru. Dalam dunia baru itu yang baik akan diberkati kebaikan, sedangkan yang jahat akan dihukum.
Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Eliasta Meliala menjelaskan jika kejadian ini memiliki kemiripan dengan kematian massal atau sesajian massal di pinggir laut, dan disapu oleh ombak semua pengikut Sekte People Temple pimpinan Jim Jones di Guyana, Amerika Selatan, pada 1978.
Selain itu, Adrianus juga memiliki keraguan jika penyebab kematian satu keluarga ini diduga mati karena kelaparan berdasarkan kerabat terdekat. Apalagi para korban berkecukupan secara materi. Ditemukan juga bahwasannya rumah tersebut menunggak bayar listrik.
Baca Juga: Dinkes: Sembilan Warga Surabaya Positif Covid-19 Varian XBB
Adrianus berpendapat jika hal itu merupakan konsepsi ‘silih’, yakni membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari. Seperti menunggak listrik bisa menjadi bagian dari persiapan untuk berangkat.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Melalui WGS Pemkot Surabaya Temukan 9 Kasus Covid-19 Varian XBB
-
Dinkes: Sembilan Warga Surabaya Positif Covid-19 Varian XBB
-
Aksi Nekat, Jambret Bersajam Satroni Kawasan Jalan Utama Jagir Surabaya
-
4 Sekte Apokaliptik yang Dipimpin Seorang Depresan hingga Penderita Skizofrenia
-
Update Kebaya Merah, 2 Pemerannya Juga Produksi Video Threesome Bareng Mahasiswi Bali
Tag
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 3 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 15 Mei: Klaim Permata dan Pemain OVR 107 Gratis
- Mauro Zijlstra: Proses Naturalisasi Timnas Indonesia Berjalan, Lagi Urus Paspor
Pilihan
-
Puan Tolak Relokasi Warga Gaza, PCO: Pemerintah Cuma Mau Mengobati, Bukan Pindahkan Permanen
-
Wacana 11 Pemain Asing di Liga 1 Dibandingkan dengan Saudi Pro League
-
Dewi Fortuna di Sisi Timnas Indonesia: Lolos ke Piala Dunia 2026?
-
7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik, Super Murah Pas buat Kantong Pelajar
-
Mitsubishi Xpander Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Pembaruannya
Terkini
-
PAD Tembus Target, Tapi Ada Beri Catatan dari Fraksi Gerindra DPRD Jatim
-
Pakar Siber AS Kunjungi IKADO Surabaya, Bongkar Rahasia Keamanan Infrastruktur Digital
-
Demi Tingkatkan Kualitas SDM, Gubernur Khofifah Siapkan Asrama bagi Mahasiswa ITS Jalur KIP Kuliah
-
Jangan Asal Teriak, Guru Besar Unair Sampaikan Cara Berpendapat dengan Bertanggung Jawab
-
Berdedikasi dalam Pembangunan, Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Leading Women Awards 2025