SuaraJatim.id - Tahun ajaran 2023/2024 SMP Negeri 3 Mlandingan, Situbondo, Jawa Timur hanya mendapatkan satu murid baru. Sekolah satu atap di Dusun Krajan, Desa Campoan, Mlandingan, Situbondo itu memang tergolong sedikit.
Jumlah keseluruhan siswa mulai dari kelas 7 sampai 9 hanya delapan siswa. Lebih banyak gurunya. SMPN 3 Mlandingan, Situbondo mempunyai lima orang GTT, tiga orang PPPK, dan satu guru PNS.
Kepala SMPN 3 Mlandingan Satap, Tjahyono Turni Widodo mengatakan, minimnya siswa mendaftar salah satunya disebabkan jumlah lulusan dari sekolah dasar yang sedikit.
Dia mengungkapkan, ada tiga sekolah Dasar di Desa Campoan dengan total siswa hanya sekitar 11 orang.
"Dari tiga SD negeri yang ada di Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan ini mayoritas siswa yang lulus rata-rata tidak melanjutkan ke (tingkat) SMP. Tetapi banyak yang dipondokkan (ke pesantren) sehingga yang mendaftar ke SMPN 3 Mlandingan Satap hanya satu siswa," ujarnya dikutip dari Times Indonesia--jaringan Suara.com, Jumat (28/7/2023).
Widodo juga membenarkan bila jumlah guru di sekolahnya lebih banyak daripada muridnya.
"Ini lebih banyak gurunya. Padahal untuk memenuhi semua operasional sekolah itu menggunakan dana BOS, sedangkan dana BOS sendiri hitungannya dari jumlah siswa yang ada,” kata Widodo.
Pihaknya pun tidak bisa hanya mengandalkan dana BOS. Untuk memenuhi kebutuhan sekolah, Widodo mengaku juga melakukan penggalangan dana dengan sistem iuran.
Kepala Dispendikbud Situbondo melalui Kabid PPTK, Andi Yulian Haryanto mengakui setiap tahun jumlah sekolah di wilayahnya menurun. Karena itu, pihaknya telah melakukan penataan ulang kebutuhan guru.
Baca Juga: KLM Putri Kuning Kecelakaan di Perairan Sumenep, 3 Orang Masih Belum Ditemukan
"Jadi apabila ada guru yang lebih di suatu sekolah, akan kita distribusikan kepada sekolah lain yang gurunya masih kurang. Sehingga semua guru bisa bekerja secara maksimal dan tidak ada guru lagi yang menganggur, sehingga tugas yang diemban sesuai dengan jadwal waktu yang sudah ditentukan," katanya.
Sekolah yang gurunya lebih banyak akan didistribusikan ke lainnya. Pihaknya juga bakal melakukan kajian serta evaluasi.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Situbondo, Tolak Atin mengatakan, sebenarnya tidak masalah bila ada sekolah dengan jumlah siswa minim. Terpenting, menurutnya, masyarakat dapat mengakses pendidikan.
"Ini beda dengan misalnya siswanya banyak tetapi gurunya sedikit, ini perlu ditrassing. Untuk kasus siswa sedikit di Situbondo, ini perlu ada analisa dan kajian yang harus dilakukan oleh Dispendikbud, apalagi biaya operasional yang dibutuhkan sudah tidak sesuai. Tentu sekolah ini harus di merger," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
12 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta Bukan Innova, Kabin Lapang Muat Banyak Keluarga
-
3 Rekomendasi HP Murah Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 300 Ribuan, RAM 6 GB dan Cocok untuk Pelajar!
-
7 Rekomendasi Hybrid Sunscreen SPF 50, Tangkis Sinar UV Cegah Penuaan Dini
-
Daftar 7 Mobil Bekas Murah Semewah Alphard, Harga Mulai Rp 60 Jutaan dan Nyaman Buat Keluarga!
-
Timnas Indonesia Perlahan Lupakan Warisan STY, Kluivert Akhiri Debat Asing vs Local Pride
Terkini
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan
-
Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Kelola Sampah, Jatim Jadi Provinsi dengan Bank Sampah Terbanyak
-
Gubernur Khofifah Ibadah Haji: Tata Kelola Masjidil Haram Tahun Ini Sangat Bagus
-
3229 Koperasi Merah Putih Jatim Disahkan, Tertinggi Nasional, Gubernur Khofifah: Optimis Segera 100%
-
DPRD Jatim Soroti Program Penanganan Kemiskinan Hingga Pengangguran