SuaraJatim.id - Berjarak 41 dari pusat Pemerintahan Kabupaten Blitar tersembunyi sebuah kampung terpencil. Kampung Tlogo Gentong secara administrasi terletak di Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.
Lokasinya berada di lereng Gunung Kawi. Perkampungan ini nyaris tidak tersentuh listrik dan jaringan sinyal internet.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik, warga mengandalkan turbin. Namun, pada pukul 21.00 WIB sudah padam.
Perkampungan ini terbentuk dari para pekerja atau buruh petik perkebunan teh di PT Sari Bumi Kawi. Mereka awalnya membuat rumah singgah yang kemudian lama kelamaan terbentuk menjadi sebuah kampung.
“Enjih kaet alit kulo wonten mriko, ket taun pinten niko taun seket lak mboten klintu, riyen mriko rame (iya dari kecil saya sudah disana, sejak tahun berapa dulu kalau tidak salah tahun 1950 kalau tidak salah, dulu di sana ramai,” ujar salah satu warga Tlogo Gentong, Mesinem dikutip dari Beritajatim.com--jaringan Suara.com pada Senin (28/8/2023).
Warga merasa nyaman tinggal di kampung tersebut. Mereka menikah dan membentuk keluarga. Ada belasan kepala keluarga (KK) dulu tinggal di Tlogo Gentong.
Namun, kondisi kini berubah. PT Sari Bumi Kawi yang dulu menjadi tempat mereka bekerja bangkrut dan tutup. Warga pun diminta untuk pindah ke Desa Sumberurip.
Saat ini hanya tersisa 4 KK yang masih bertahan di kampung tersebut. Warga Tlogo Gentong lainnya, Jito mengungkapkan dulu ada 16 KK di kampungnya.
"Sak niki teng mriki tiang sekawan, sekawan griyo (dulu disini ada 16 kepala keluarga tapi sekarang tinggal empat, tinggal 4 rumah saja sekarang),” kata Jito.
Baca Juga: Gala Dinner KTT ke-43 ASEAN Digelar di Plataran Hutan Kota GBK, Jokowi Gesit Tinjau Menu Makanan
Keempat KK tersebut mengaku berat meninggalkan kampung yang telah mereka huni sejak lama. Mereka yang tersisa memang lahir dan besar di Tlogo Gentong.
“Rumiyen Kulo seng damel dalan niku tiang kaleh teng Gowo Kucing tapi empon ketutup maleh lawong empun mboten kerumat (dulu yang buat jalan itu saya, dua orang ke Goa Kucing tapi yang udah ketutup lagi, kan tidak terawat),” katanya.
Sejak perusahaan perkebunan teh tutup, warga ini telah beralih mata pencarian dengan berternak dan bertani. Mereka tetap bersyukur meskipun dengan keterbatasan di kampung mereka.
Berdasarkan informasi, beberapa warga memang diminta untuk pindah karena area bekas perkebunan teh yang kini telah berubah menjadi hutan tersebut akan beralih ke peternakan sapi perah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Dua Tersangka Tambang Ilegal di Hutan Bojonegoro Diciduk
-
Pecah Rekor! Misi Dagang Khofifah di Banjarmasin Hasilkan Transaksi Rp 1,6 Triliun!
-
Tour Leader Ini Kena Blacklist di Semeru Karena Loloskan Pendaki Ilegal
-
Gubernur Khofifah Silaturahmi Bersama Masyarakat Kalsel Asal Jatim: Kolaborasi Ekonomi Kebangsaan
-
G30S PKI: Strategi Kiai Paiton Lawan Komunis, Perang Spiritual dan Taktik Intelijen Santri